Kepada bidadari kecilku Uswatun Khasanah
Di kota santri
Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Dari kota ini, kakak tak henti- hentinya menyebut namamu dalam setiap do’a kakak. Agar adik selalu berada dalam jalanNya yang lurus dan senantiasa berada dalam dekapan kasih sayangNya. Aminn. Solatmu, auratmu, pakaianmu, pergaulanmu, ibadahmu kepada Allah bagaimana? Apakah masih terjaga dan terpelihara seperti dahulu? Kakak berharap kau masih mampu mempertahankan semuanya itu di tengah- tengah kehidupan yang sudah mulai tak beraturan ini.
Bidadari kecilku sayang,
Sedari kecil kau telah terdidik di pangkuan ayah dan ibu. Kini kau sudah mampu menunaikan ajaran yang telah ayah dan ibu ajarkan. Bahkan kini ayah dan ibu masih mengulurkan kasih sayangnya kepadamu. Ayah dan ibu tak mau kau kehilangan arah dan lewat dari jalur batas yang telah Allah SWT tetapkan. Oleh karena itu, ayah dan ibu rela menitipkanmu di pesantren agar kau mampu membentengi dirimu dengan pagar iman dan aqidah yang kuat.
Bidadari kecilku sayang,
Kini ayah dan ibu telah berada di ujung usianya. Mereka telah mencurahkan kasih sayangnya, tenaganya, waktunya demi aku dan kamu sebagai anak tercintanya. Merekalah sebenarnya orang yang serba kekurangan. Karena segala sesuatu yang mereka miliki hanya untuk anaknya tercinta. Merekalah yang rela mengorbankan apa saja demi pembelajaran kita dan hidup kita.
Bidadari kecilku sayang,
Pernah dulu ketika kakak tahu bahwa ayah sudah tak mampu lagi membiayai pendidikan kakak, ayah masih bersikeras dan berharap agar kakak harus tetap melanjutkan pendidikan kakak. Ayah memang laki- laki yang punya pendirian keras. Kalau ayah sudah punya kemauan, segala cara apapun ayah pasti usahakan. Kakak masih ingat apa yang ayah katakan waktu itu, “Nak, teruslah saja kau raih cita- citamu. Jangan kau hentikan asa dan citamu di tengah jalan. Urusan biaya biarlah jadi tanggungan ayah”.
Bidadari kecilku sayang,
Saat kakak menulis ini, kakak tak sadar kalau ternyata ada aliran sungai kecil membasahi pipi kakak. Kakak teringat betapa besar pengorbanan yang telah mereka berikan kepada kita. Mereka tentu berharap kita akan menjadi penerus mereka dan mampu membahagiakan mereka kala mereka masih berada di dunia maupun di akhirat kelak. Jangan sampai kita lalai menyebut nama mereka dalam setiap munajat kita.
Bidadari kecilku sayang,
Dari kota ini, kakak kirimkan salam untukmu. Salam rindu dan rindu yang tiada taranya. Kakak kirimkan kecupan cinta dan setetes airmata cinta dan harapan untukmu adikku tercinta. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan taufikNya kepadamu dimanapun kamu berada. Aminnn!
Banten, 09 Mei 2011
At 00.49 WIB
Salam rindu tiada tara
Yusuf Ichsan Ats Tsaqofy
0 komentar:
Posting Komentar