Kala Ramadhan akan membuka tabirnya, ungkapan penuh cinta seolah bertaburan di seantero dunia menyambut hangatnya Ramadhan ditandai dengan jalinan silaturrahim melalui surat, telepon, sms, email, atau bahkan rangkaian acara-acara khusus menyambut tamu agung penuh cinta dan berkah ini. Merindu haru hati ini kala setahun yang lalu Ramadhan telah menutup tabirnya. Yang ada hanyalah bayang- bayang amalanku di Bulan Ramadhan yang banyak tiada guna. Banyak sudah rasanya pahala dan cinta dariNya di Bulan Ramadhan yang tak berhasil kureguk. Nikmat dan hangatnya hanya mampu berlalu saja dalam kalbu dan jiwa ini. Hanya penantian panjang penuh kemunafikan, kenistaan, kemaksiatan tiada guna saja yang kurasakan. Namun aku sadar bahwa aku telah gagal mereguk cintaNya lewat suguhanNya di Bulan penuh cinta ini. Harapanku tentu tak akan mau keadaanku di Ramadhan kali ini terjadi lagi di Ramadhan yang akan datang.
Ranadhan 2008
Alhamdulillah Ramadhan yang kunanti- nantikan telah kembali menyapaku dengan senyuman penuh harapan dan cinta. Kala itu kujalani hari- hariku bersafari di tepi Sungai Mahakam tepatnya di Kutai Barat. Safariku bukan sembarang safari tentunya. Dan tentu ada teman yang menemaniku safariku ini. Hari- hari kujalani dengan mengajar anak kecil mengaji di surau di tepi Sungai Mahakam. Indahnya pemandangan dan gemericik air semakin membuatku semangat mengajarkan ilmuku kepada adik- adik mungil seusia adikku. Rupanya bersafari itu indah dan ni’mat sekali, bahkan mengasyikkan. Apalagi ketika aku menyaksikan ayat-ayat kauniyah-Nya sangat mempesona di sepanjang perjalanan kalian.
Tapi sayang safari Ramadhanku kala itu tak berlangsung lama. Air mata kesedihanku sempat menganak sungai di mataku kala aku akan berpisah dengan adik- adik kecil yang kuajarkan mengaji di surau. Padahal mereka sudah mulai memanggil aku kakak dan bahkan telah terpaut antara hatiku dan hati mereka, bahwa aku dan juga mereka adalah saudara, tiba-tiba aku harus berpisah dengan mereka. Aku tak mampu untuk membayangkan apa yang mereka rasakan ketika itu. Aku tahu entah sengaja ataupun tidak butiran-butiran bening itu sedikit demi sedikit pasti akan menetes membasahi pipi-pipi mungil mereka.
0 komentar:
Posting Komentar