RSS

Rencana Tuhan itu Indah


Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet.


Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."


Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu Semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil; " anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. "

Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata:"Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya.


Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan.

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah; "Allah, apa yang Engkau lakukan? " Ia menjawab: " Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"


Kemudian Allah menjawab," Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."


http://www.dudung.net/artikel-islami/rencana-tuhan-itu-indah.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments1

Renungan Malam


Manusia hanyalah pengendara di atas panggung usianya. Digulung hari, bulan, dan tahun tak terasa. Nafasku terus melaju kencang tak beraturan. Setia menuntunku ke pintu kematian. Sebenarnya dunialah yang aku jauhi dan liang kuburlah yang aku dekati. Satu telah berlalu dari hadapanku. Itu berarti satu hari pula umurku berkurang. Umurku yang tersisa hari ini seolah tak ternilai harganya. Sebab, esok hari aku belum tentu jadi bagian dari diriku. Karena itulah, jika satu berlalu tanpa pahala, dan keyakinanku bertambah. Lalu apalah arti hidupku di hadapan Allah SWT ?.

Bumi Ilmu, 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Bintang


Ketika orang melihat bintang di langit, ia akan mengaguminya. Ketika orang melihat bintang jatuh, ia akan berdo'a dan memohon. Tapi aku tak seperti orang- orang. Ketika aku melihat bintang di langit, aku akan membiarkannya. Ketika aku melihat bintang jatuh, aku akan mengumpulkannya dan mengumpulkannya menjadi namamu. Lalu aku mengembalikannya ke langit dan mengagumi namamu yang terbuat dari bintang- bintang di langit selamanya.


Bumi Ilmu, 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Rencana Allah


Allah akan memberikan orang yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Karena terkadang orang yang kita inginkan tidak selalu bisa memberikan sesuatu yang kita butuhkan. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk yang kita inginkan. Karena terkadang orang yang kita inginkan tidak selalu bisa memberikan apa yang kita butuhkan. Allah selalu memberikan apa yang terbaik untuk hamba- hamba-Nya. Subhanallah. Maha Suci Allah.

Bumi Ilmu, 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Renungan Sukses


Satu cerita tentang seseorang yang bangun tidur dan merenungkan tentang kunci sukses dalam menjalani kehidupan ini :

Jendela kamar berkata "lihatlah dunia di luar !"
Langit- langit kamar berpesan "bercita- citalah setinggi mungkin !"
Jam dinding berdetak "setiap menit itu sangat berharga !"
Cermin berkata "berkacalah sebelum bertindak !"
Kalender meja berbisik "jangan menundasampai hari esok !"
Pintu berteriak "dorong yang keras dan pergilah !"

Tapi yang direnungkan benar- benar adalah,

Pesan bijak permadani lantai "berlututlah dan berdo'alah !"

Salam sukses untuk hari ini dan seterusnya.

Bumi Ilmu, 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Renungkanlah


Renungkanlah...

Kau hidup untuk apa

Kau hidup untuk siapa

Dunia hanyalah fana

Hidup akan dicoba


Lihatlah...

Raga berlumur dosa

Jiwa bermandi noda

Lemah dirasa

Letih diderita


Berharaplah...

Agar ada kesempatan kedua

Untuk jiwa penuh dosa

Memohon ampun pada-Nya

Agar dosa dilebur-Nya


Bumi Ilmu, 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Hari Ini Tak Ada Lagi


Hari ini tak ada lagi
Semangatmu pagi hari
Celotehmu malam hari
Tausiyahmu setiap hari
Sayangmu untuk diri ini

Hari ini tak ada lagi
Senyuman penyejuk hati
Nasehat penyemangat diri
Candamu penghibur diri
Tawamu pelebur jiwa mati

Hari ini tak ada lagi
Canda tawa dari santri
Mengalir air mata ini
Memikirkan kapan ia kembali
Melebur canda setiap hari

Bumi Ilmu, 2011

*Untuk seluruh Asatidzku di Ponpes PERSIS Bangil

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Betapa

Betapa hangat dekapan-Mu

Kala gelap meretas malam-Mu

Diri seolah hina di hadapan-Mu

Hingga bulir air mata merindukan-Mu


Betapa lemah kurasa dalam tubuhku

Ingin kurengkuh cinta-Mu untukku

Biarkan mengalir dalam jiwaku

Menghiasi masa- masa hidupku

Bumi Ilmu, 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Di Ruang Ini


Di ruang ini,

Tercium asap beraroma

Sampoerna, Djarum, Dji Sam Soe, Surya

Melawan pemuda- pemuda mangkir

Hingga semua seolah tersihir


Di ruang ini,

Kejujuran jadi andalan

Menyeruak aroma pukulan

Dari atas lalu ke bawah

Seolah tubuh tak lagi wah


Di ruang ini,

Semua tergolek di cawan kenangan


Bumi Ilmu, 2011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Kampungku Kelasku


Kini dengar pengalamanku

Dalam pelajaran menghasilkan

Kurangkai kata lumayan luas

Bersama warga kampungku

Tanganku sakit

Mataku sembab

Otakku buntu

Tapi hatiku menjerit

Aku suka!

* Puisi ini aku dedikasikan teruntuk warga kampung WR semua tak terkecuali.

Kampus Ilmu, 060411

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Angkuh


Ingin kurengkuh samudra kalamMU malam ini

Cerita agung penuh imajinasi

Hadirnya menggetarkan jiwa dan hati

Seakan diri ini hanya insan yang tak berguna

Angkuh diri ini pada keagunganMU

Namun ampunanMU selalu kunantikan


(Kampus Ilmu 2011)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Indahnya Berbagi di Perantauan


Saat usiaku kini sudah mulai beranjak dewasa, masalah pun semakin datang bertubi- tubi. Jalanan terjal penuh bebatuan dan beban seolah menghantuiku. Apalagi kini aku sudah terpisah jauh di perantauan. Jauh dari orangtua, keluarga, dan juga sanak famili. Bukan hanya takdir yang memisahkanku dari mereka semua. Tapi itulah keinginanku dan restu orangtuaku. Aku ingin menuntut ilmu melanjutkan pendidikanku setelah aku tamat dari Pondok Pesantren. Dan tentu harapan orangtuaku agar aku bisa bermanfaat bagi keluarga dan juga masyarakatnya kelak.

Inginku goreskan sedikit kisah saat aku menjalani Ramadhan di perantauan setahun yang lalu. Aku yang biasa menjalani Ramadhan bersama keluarga di kampung halaman, saat itu aku tak lagi merasakan kebersamaan bersama keluarga. Kadang rasa rindu akan masakan emak saat menunaikan ibadah sahur dan berbuka tak bisa lagi terbendung, rasa rindu akan suara lantunan tadarus Al Qur’an anak- anak kampong, suara- suara kentongan dari anak- anak kampong saat mereka membangunkan warga agar segera bangun untuk makan sahur. Aku juga rindu dengan suara Bapak saat menjadi imam sholat tarawih di Masjid. Bapaklah yang biasa menyuruhku mengumandangkan adzan saat waktu buka puasa tiba.

Aku kadang sempat menitikkan air mata kala aku teringat kenangan indah bersama keluarga di Bulan Ranadhan. Walau aku berada jauh dari mereka, aku sangat bersyukur masih bisa merasakan cinta dan kasih sayang keluarga. Saat waktu sahur tak jarang aku menelepon ibu walau hanya sekedar menanyakan menu sahurnya apa di rumah. Kalau ibu menyebut menu kesukaanku, aku langsung bilang ke ibu “sisain satu ya, Bu.” Hanya lewat telepon aku bisa merasakan nikmatnya makan sahur bersama mereka. Begitu pula saat waktu buka puasa, aku juga sering mengucapkan selamat berbuka puasa kepada keluargaku. Tapi lagi- lagi hanya bisa kuucapkan lewat telepon.

Tapi rasanya aku juga harus bersyukur karena dengan jauh dengan keluarga lah aku bisa belajar mandiri. Saat santap sahur dan berbuka puasa pun aku lakukan dengan sendiri. Walau tanpa masakan emak, aku masih bisa merasakan nikmatnya masakan emak yang berbumbu cintanya dari jauh. Di perantauan, aku juga merasakan indahnya berbagi bersama anak- anak yatim piatu bersama teman- teman sekampu dan remaja Masjid. Saat itulah aku sadar bahwa masih ada saudara- saudaraku yang tak punya orang tua maupun sanak keluarga. Rasa bersalah seolah semakin bertambah. Karena telah banyak melupakan keadaan mereka. Aku dan teman- teman merasakan begitu tegarnya mereka menjalani kehidupan tanpa orangtua saat Bulan Ramadhan. Aku salut dengan semangat mereka yang masih mau berpuasa. Padahal usia mereka masih banyak yang belum layak untuk berpuasa penuh hingga waktu Maghrib. Dari merekalah aku bisa mengambil pelajaran di Bulan Ramadhan setahun yang lalu. Aku belajar kesabaran, ketabahan, ketegaran, dan juga semangat yang besar dari adik- adik mungil di perantauan.

Banten, 2 Juni 2011

*Naskah ini diikutkan dalam lomba FTS Writing Revolution "Ramadhan Kado Terindah"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0