RSS

Surat Maaf untuk Ibu

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kepada Ibu yang kakinya terdapat Surga

Salam takzim penuh cinta untukmu ibu

Dengan semua warna pelangi dan suara rintik air hujan, kutuliskan surat ini untuk ibu. Aku hanya berharap kau bisa tersenyum kembali setelah membaca surat dariku ini. Aku rindu senyumanmu seperti dulu yang kau berikan saat aku masih kecil. Tapi kini aku tak lagi merasakan senyum lembutmu itu. Aku sekarang telah jauh darimu di perantauan. Tapi aku bahagia karena kau dulu yang melepas aku untuk pergi jauh dengan senyum lembut penuh makna. Harapanmu tentu agar aku bisa membawa manfaat untuk keluarga dan orang lain. Hanya Do’a berbalut cinta yang mampu kupersenbahkan untukmu dari jauh. Semoga kau masih berada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Bu, maafkan anakmu ini…

Aku yang telah banyak melupakan jasa- jasa dan perjuanganmu, melupakan masa- masa dimana saat kau bertaruh nyawa antara hidup dan mati demi aku, melupakan Do’a terjatur untukmu di setiap munajatku. Rasanya diri hanya bersimbah dosa kepadamu. Wajahmu selalu membayang- bayangiku setiap saat. Bu, aku rindu padamu. Entah, selalu saja rasa itu semakin bertambah. Saat wajahmu telah terbayang olehku, aku tak mampu menahan air mata ini. Kadang aku sangat berfikir, sampai saat ini apa yang sudah kupersembahkan untukmu. Rasanya, sampai aku telah beranjak dewasa kini belum mampu mempersembahkan sesuatu untukmu walau kau tak pernah meminta.

Bu, maafkan anakmu ini…

Aku yang sering tak menghiraukan nasehat- nasehatmu ketika kau menasehatiku lewat telepon. Padahal aku sadar kalau nasehat yang keluar dari setiap lisanmu adalah ilmu dan tentu akan bermanfaat bagiku. Aku begitu salut akan perjuanganmu mendidik dan merawatku hingga aku menjadi dewasa seperti saat ini. Kalau tak ada ibu, aku pasti tak akan bisa melihat indahnya dunia ini penuh warna.

Bu, maafkan anakmu ini…

Aku yang sering merepotkanmu, sering mengganggumu, menanyakan hal- hal yang tak berarti, mengadukan masalah yang seharusnya aku hadapi, meminta keputusan kalau aku mau mengerjakan sesuatu. Kau memang muara cinta bagiku bu. Sepertinya semuanya akan terasa ringan tanpa beban kalau sebelumnya dilaporkan padamu. Kau selalu member jawaban yang begitu menenagkan hati. Pasti jawaban- jawabanmu berbalut Do’a yang penuh dengan harapan. Terkadang kau tak mau berpanjang- panjang kata dalam memberi jawaban untukku. Hanya dengan sekali memandang dengan wajah teduhmu beriring senyum, seolah beban itu terasa ringan kembali. Aku jadi semakin cinta padamu bu. Walau kata ini tak pernah terucap dari lisanku, hati ini tak bisa dibohongi. Seperti halnya kau juga tak pernah mengucap kata cinta untukku. Tapi aku yakin betapa agungnya cintamu pada anak- anakmu. Bahkan tak mampu terwakili oleh kata cinta itu sendiri.

Bu, maafkan anakmu ini…

Akhirnya hanya sampai disini saja yang mampu kugoreskan untuk ibu. Aku tak mampu berkata- kata lagi. Sudah terlalu banyak sesuatu yang kau berikan padaku. Dan tentu tak akan muat dalam kalau hanya tertulis dalam lembaran- lembaran kertas.

Bu, mafkan anakmu ini….

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Banten, 24 Mei 2011

At. 22.20 WIB

Anakmu

Yusuf Ichsan Ats Tsaqofy

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar