RSS

Surat Dari Ibu


Assalamu’alaikum,

Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin…

Wahai anakku,
Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…

Wahai anakku!
Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku… 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu grmbira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, “Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!” (QS. Ar Rahman: 60) Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi. Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!

Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta’ala, sebagaimana dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!” (HR. Ahmad)

Anakku. Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau berkata: “Shalat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa, wahai Rasulullah?” Beliau berkata: “Berbakti kepada kedua orang tua”, dan aku berkata: “Kemudian, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun ‘alaih)

Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia,wahai Rasulullah?, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga”. (HR. Muslim)

Anakku… Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza’ min jinsil amal… “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

Ibumu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Untuk Ibu


Ibu..
Saat ananda melihat wanita tua yang duduk di depan ananda ini
Ananda langsung teringat ibu di rumah
Wajah perempuan ini sudah mulai menuai garis- garis ketuaan
Rambut di kepalanya pun semakin memutih penuh uban
Tampak kelelahan terbayang di wajah wanita tua ini

Ibu..
Wajah perempuan itu terlihat berat menanggung beban
Ananda yakin ibu pasti sama dengan perempuan ini
Pasti teramat berat beban hidup yang sedang ibu bawa
Ananda tak kuat melihat sorot matanya yang begitu nanar
Saat ananda tak sengaja menatap matanya
Ananda langsung teringat ibu..

Apa kabar ibu ?
Jaga diri baik- baik ya..
Ananda kelak pasti akan membahagiakan ibu..
Ananda juga pasti akan memberikan yang terbaik buat ibu

Ibu..
Tak ada wanita sejati lain yang ananda sayang kecuali ibu..
Tunggu ananda ya bu..
Ananda pasti akan membahagiakan ibu..
Yaa Allah tolong jaga ibuku ya..
Yaa Allah ampunilah dosa- dosaku dan dosa kedua orang tuaku dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah mengasihiku di waktu aku masih kecil.. Aminn

aL faQir iLaLLah


Jakarta,29 April 2010

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Survey Keuangan Sebelum Menikah


Seorang temenku pernah bertanya "eh, kalo aku nikah tapi dengan gaji yang cuma Rp#### bisa ga ya?

hmmm.....

Maka dari pertanyaan itu aku membuat survey asal, dan berikut adalah daftar pengeluaran standar bulanan setelah merit Sekedar berbagi aja, buat temen2 yang mungkin juga mengalami 'Matery after merit phobia syndhrome'

Daftar anggaran bulanan
(asumsi :disusun berdasarkan skala proritas,disusun dengan sangat2 relatif, dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)

1. Makan

Dengan asumsi sekali makan adalah 5000
Maka makan 3x sehari,kali 2 orang (karena lagu sepiring berdua cuma berlaku pada saat pacaran ajah), kali 30 hari adalah Rp900.000

Tips :
Rajin2 ke kondangan atau sunatan, dan bawa pulang nasi kotaknya Pasti lebih ngirit

2.Kontrakan

Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya uda botak, tapi masih galak, dan punya anjing belum jinak.
Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan

Tips :
Tinggallah di Pondok Mertua Indah. Niscaya 2 dana diatas gak akan pernah ada
Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk 'makan ati'


3. Listrik dan Air

Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan

Tips :
Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela)
Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli,sudamanda atau gaple ama istri terasa lebih romantis


4. Transportasi

Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit rit, maka untuk ongkos bensin dan servis adalah 100.000

Tips :
Gunakanlah Bensin campur!
(maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit)
Atau ikutlah "Nebeng Fans Club", dengan alasan mempererat silaturahmi dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih menyenangkan

5. Komunikasi

Dengan asumsi pake cdma yang 1000/jam maka untuk sebulan, ongkos komunikasi berdua adalah 100.000

Tips :
Pakelah 'FREN' yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang "Freeen...minjam HP nya dong freen..."

6. Keperluan sehari2

Seperti sabun,odol,syampu, dll dsb
Dengan asumsi tidak pake fesyel,krimbat, manikyur, pedikyur, kukyur2 maka alokasi dana untuk ini sebesar 50.000

Tips :
Mandi kalo perlu saja
Kalo dulu 2 kali sehari,jadi 2 hari sekali
Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata

7. Kesehatan

Seperti minyak kayu putih,vitamin, obat pusing (ini penting buat pengantin baru wekekekek!), maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar 50.000

Tips :
Jaga kesehatan
Jangan begadang...kalo tiada artinya...begadang bole saja...asalkan sambil ronda (halah!!)


8.Entertaiment

Nah ini kalo ada uang lebih aja, bisalaah sekali2 nomat,liat live music, lari pagi, atau makan martabak sekali2

Jadii...
Dari asumsi basic needs diatas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar : 1.800.000/bulan

(masih gede juga ya)

Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen2 ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada.
Kalopun masih 'besar pasak daripada tiang' Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang...ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!

Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda memutuskan untuk menikah

(serius mode on*)

Yaitu, berkah menikah

Selalu, ALLAH SWT akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan berdoa. Selalu bersukur dan percaya bahwa ALLAH SWT Maha Menguasai Segalanya.

so, stop accounting, just do it!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Secarik Cinta Untuk Ananda


Ananda,
Bintang pada malam pekat
Masih tersenyum menawarkan indah
Cahayanya pada langit dan bumi
Dia tak bosan membiaskan sinar putihnya
Walau waktu tak bergeming atas hadirnya
Tetap dia bintang
Sudah menjadi haknyalah dia member i
sinarnya

Ananda,
Ingatlah ! cinta itu tak pernah pergi
Tapi dia hanya terkunci dalam lubuk hati
Bukalah ruang itu biarkan dia semikan
ruang jiwamu
Biar dia sejukkan keringnya savana jiwamu
Karena, cinta akan mengundang benih kasih yang abadi
Sebab, muara benih itu akan memekarkan Cinta Ilahi

Ananda,
Jalan pencari ilmu itu bagaikan jalan penuh lumpur
Tapi dengan susah payah jika kau berhati-hati
Maka kau akan capai kesuksesan itu
Dan Mujahid dapat menjadi gelarmu
Maka bangkitlah !

Ananda,
Menangislah untuk bahagia, gulirkan air mata
Hanya untuk meneteskan keberkahan dari
Rabbul Izzati

Ananda,
Marilah eratkan tangan kita dalam
Genggaman persaudaraan
Hingga terikat jiwa ini dalam menyongsong
Masa depan yang indah
Dan pekiklah dengan lantang…Allahu Akbar…
Allhahu Akbar…Allahu Akbar…!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Jejak Rihlah Remaja HIPPMASH 1431 H

Sabtu, 17 April 2010
Sang Mentari menyeringai siang itu, sementara angin mengajak debu-debu mengudara bersama-sama. Dua armada tronton berukuran “big” sudah berada di depan Masjid Al Ikhlash Jatipadang. Dua armada itu masih terlihat senyap oleh para penumpang. Tapi selang beberapa lama rombongan calon-calon penumpang berdatangan. Merekalah para peserta Rihlah Remaja HIPPMASH 1431 H, mereka siap diantar oleh tronton berukuran “big” itu ke daerah Cisarua-Bogor dan siap menyusuri jalanan Jakarta- Bogor bersama dua armada tronton itu. “Allahu Akbar !!! Allahu Akbar !!!” gema takbir mengantar kepergian mereka sebelum berangkat menyisir jalanan.

Sabtu, 17 April 2010
Pukul 16.00
Hhhfff…!! Alhamdulillah akhirnya rombongan para peserta Rihlah Remaja HIPPMASH 1431 H telah sampai di tempat tujuan yang telah di rencanakan sejak awal. Tampak gurat- gurat kelelahan, kepenatan di wajah- wajah para peserta begitu pula kakak- kakak panitia. Tapi tak lama kemudian gurat- gurat kelelahan, kepenatan hilang dari wajah- wajah mereka. Mungkin keindahan alam di sekitar Villa Angga lah penyebabnya. “Perhatian kepada para peserta Rihlah Remaja HIPPMASH 1431 H di harapkan berkumpul di halaman” teriak Kak Iwan Triono lewat Megaphone yang ia bawa. Rupanya mereka akan menyantap snack kecil- kecilan yang telah disediakan oleh panitia sembari melepas lelah. Alangkah indahnya kebersamaan itu. Sejurus kemudian Kak Iwan selaku koordinator acara langsung memandu acara pembukaan Rihlah Remaja HIPPMASH 1431 H. Dan Alhamdulillah acara Rihlah Remaja HIPPMASH 1431 H sore itu yang dibuka oleh Kak Munir Asnawi menggantikan Kak Isnan selaku Ketua Acara Rihlah Remaja HIPPMASH 1431 H berjalan dengan lancar sesuai harapan. Pukul 18.10 Langit semakin gelap, suara gemuruh air sungai di bawah Villa semakin jelas terdengar di telinga. Waktu pun telah memasuki waktu sholat Maghrib. Para peserta yang telah memakai pakaian Sholat pun telah siap menunaikan Sholat. Sebelum sholat dimulai Kak Kemas menjelaskan sedikit tentang gimana sich cara Sholat Magrib dan Isya’ di jama’ itu. Setelah mereka memahami sedikit penjelasan dari Kak Kemas, sholat segera dimulai dan dipimpin langsung oleh Kak Yahya. Tiba- tiba di tengah- tengah khusyu’ nya sholat, ada kejadian yang sedikit menggelitik. Yaitu suara Kak Ivan yang di amanati sebagai muballigh imam di tirukan oleh para peserta. Bahkan ada salah satu peserta yang bersuara “priikitiiiww..” Hhheeee…

Pukul 18.35
Pembukaan sudah, sholat Maghrib dan Isya’ sudah juga. Hhhmmm.. tak lama setelah sholat, kakak- kakak panitia menyiapkan santap malam untuk para peserta. Uniknya santap malam ketika itu bernuansa “Indahnya Kebersamaan” hhhmmm… satu nampan berjama’ah. Ternyata ngga’ hanya sholat ya yang berjama’ah. Santap malam juga seru kok berjama’ah. Hheee… “Kak nambah donk Kak !!” ujar salah satu peserta di tengah- tengah santap malam itu. Kita kakak- kakak panitia hanya bisa bergumam dalam hati “hhfff.. kakak aja belum makan kamu udah minta tambah” hehehe…

Pukul 21.15
Rasa kantuk para peserta nampaknya telah jelas di wajah mereka. Tapi acara mereka malam itu masih ada satu lagi. Kajian Islam nama acara itu. Acara ini langsung dipandu oleh Pak Firman Juliarto. Tak lama kemudian pemandu acara mempersilahkan Ustadz Umar Nadi untuk menyampaikan materi kepada para peserta. Innalillahi…!!! Acara baru berjalan dimulai, tiba- tiba “kak ada asap tuch” teriak salah satu peserta. Ternyata terjadi konsleting listrik. Tapi Alhamdulillah musibah ini bisa di atasi oleh panitia. Tapi walaupun begitu para peserta dan panitia sempat panik ketika kejadian itu. Setelah dirasa aman Ustadz Umar Nadi melanjutkan pembicaraanya. Dengan gayanya yang khas Beliau dengan sabar menyampaikan materi malam itu kepada para peserta. Di akhir acara Ustadz Umar Nadi memperlihatkan satu tayangan film tentang “Aborsi” kepada para peserta. Semoga mereka bisa mengambil pelajaran dari tayangan tersebut. Aminnnn.

Ahad, 18 April 2010
Pukul 04.35
Udara dingin pagi itu masih menusuk kulit- kulit kami. Embun di sekitar halaman semakin terlihat jelas. Suara gemuruh aliran sungai pun semakin jelas terdengar pula. Para peserta pun telah terbangun dari tidur malamnya. Setelah mereka rapi dengan pakaian sholat mereka langsung menuju lantai atas Villa. Mereka akan menunaikan sholat shubuh berjama’ah. Sholat shubuh pagi itu dipimpin langsung oleh Ustadz Hafidz yang kebetulan baru sampai tadi malam. Seusai sholat shubuh mereka ada acara muhasabah. Acara muhasabah ini dipimpin langsung juga oleh Narasumber tadi malam yaitu Ustadz Umar Nadi. Subhanallah…!!! Alangkah menyentuh di qolbu para peserta renungan shubuh yang di sampaikan beliau ketika itu. Ustadz Umar Nadi ketika itu menyampaikan renungannya tentang seorang ibu. Sejurus kemudian terdengar isak tangis dari para peserta. Semoga air mata yang membasahi pipi- pipi mungil mereka menjadi saksi bahwa mereka masih bisa berubah. Yaa Allah ampunilah dosa- dosa kami dan dosa- dosa kedua orang tua kami dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihi kami di waktu kami masih kecil. Aminnn…

Pukul 06.15
“Diharapkan kepada seluruh peserta diharapkan ganti pakaian olah raga karena kita akan melaksanakan outbond” seru Kak Iwan dari pengeras suara. Selang beberapa saat mereka sudah siap dan berkumpul di halaman Villa. Outbond bernuansa games islami pagi itu juga tak kalah serunya dengan outbond lainnya. Dengan perlengkapan seadanya Alhamdulillah bisa terlaksana juga outbond pagi itu. Pagi itu outbond dipandu langsung oleh Ustadz Umar Nadi dan dibantu oleh kakak- kakak panitia.

Pukul 07.00
Udara dingin pagi itu masih terasa di kulit- kulit kami. Begitupun perut ini juga tak bisa diajak kompromi. Yupz !! rasa lapar telah terbayang di wajah- wajah para peserta. Alhamdulillah hidangan dengan menu nasi goreng yang telah di sediakan oleh panitia siap dihidangkan. Masih bernuansa “Indahnya Kebersamaan” sarapan pagi ketika itu sembari merasakan indahnya alam sekitar. Tak lama kemudian sarapan telah mereka santap. Teh hangat pun ikut mengiringi akhir sarapan mereka. Hhmmm.. Alangkah ni’matnya karunia yang telah Allah berikan kepada Hambanya. Setelah sarapan mereka di persilahkan untuk mandi karena mereka akan bertafakkur alam bareng kakak- kakak panitia.

Pukul 08. 15
Setelah para peserta sarapan, Semua para peserta telah berkumpul di halaman Villa dan siap untuk bertafakkur alam merenungi indahnya ayat- ayat kauniaNya di sekitar Villa. Ketika itu wisata air terjun curug lah yang banyak menjadi pilihan para peserta Tafakkur Alam. Bersama para kakak panitia berangkatlah mereka ke tempat yang telah direncanakan. Subhanallah … alangkah indahnya tanda- tanda penciptaan Allah di sekitar jalanan menuju curug. Mulai dengan gunung- gunung yang menjulang tinggi, hamparan pematang sawah yang hijau, indahnya rumah- rumah para penduduk yang ada di dataran tinggi itu pun menjadi pemandangan yang indah di sepanjang jalan itu. Di tengah perjalanan kami, kami sempat menemukan aliran sungai seperti yang berada di bawah Villa tempat kami menginap. Tanpa di komando oleh kakak- kakak panitia para peserta pun masuk ke air sungai sekedar merasakan dinginnya air sungai itu. Bahkan para peserta ikhwan pun tanpa di komando mereka mandi di aliran sungai itu. Kakak- kakak panitia pun tak mau kalah, mereka juga ikut mandi bersama adik- adiknya. Yang unik kakak panitia yang belum basah ataupun belum “nyebur” ke sungai mereka di gotong rame- rame oleh kakak- kakak panitia lainnya.hehe. Setelah lama di sungai mereka melanjutkan perjalanannya menuju tempat yang telah direncanakan sejak awal yaitu air terjun curug. Tapi hal yang membuat para peserta ketika itu mereka tak menemukan jalan ke air terjun curug. Mereka mungkin kehilangan jejak. Akhirnya mereka pun kembali ke Villa dengan perasaan yang sedikit kesal karena tidak menemukan air terjun curug yang telah mereka inginkan. Tapi tak apalah anggap saja ini satu kenangan yang gak akan terlupakan seranjang hayat. Hehe…

Pukul 13.15
Setelah melewati perjuangan yang begitu melelahkan, para peserta akhirnya sampai juga di Villa. Sesampai di Villa mereka langsung disambut hidangan makan siang. Ternyata makan siang itu adalah makan terakhir mereka di Villa itu. Subahanallah ! ni’mat rasanya setelah lelah menyusuri jalanan mereka langsung disambut hidangan makan siang. Setelah makan siang mereka di persilahkan sholat dzuhur dan ashar dan istirahat sembari menunggu waktu pulang ke Jakarta.

BERSAMBUNG (buntu bro !!!!!)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Pedoman Micro Teaching STAI HAS

A. Pendahuluan
Salah satu fakultas pada perguruan tinggi Agama Islam yang mengembangkan program keguruan adalah Fakultas Tarbiyah dengan memiliki Jurusan/program studi Akademik (program S-I) : 1) Kependidikan Islam; 2) Pendidikan Agama Islam, 3) Pendidikan Bahasa Arab, 4) Tadris Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan Tadris Kimia, sedangkan program vokasional dikembangkan melalui program 1) Diploma 2 Guru RA/TK, dan dibeberapa PTS banyak dikembangkan program diploma 2 tadris (Bhs. Inggris, Matematika, Biologi, Fisika, dan kimia).
Fakultas Tarbiyah / Keguruan dan/atau Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah pada Perguruan Tinggi Islam, mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasional, pendidikan akademik diarahkan pada pembentukan bidang akademik di bidang pendidikan, sedangkan pendidikan vokasional diarahkan untuk membentuk calon pendidik yang terampil di bidang keguruan. Untuk itu, secara teoritis dalam kurikulum keguruan diprogramkan bidang studi kependidikan. Untuk menguji ketepatan teori-teori kependidikan dan untuk memberikan pengalaman yang mendalam, diselenggarakan praktek mengajar dalam kelas yang lazim disebut kuliah Micro Teeaching. Pengelolaaannya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen pengembangan Praktikum dan Laboratoruim yang diselenggarakan pada dan oleh Perguruan Tinggi. Micro Teaching, dikembangkan untuk membekali kemampuan mahasiswa dalam keterampilan mengajar yang hasilnya dapat dilihat dari kegiatan praktek keguruan di sekolah/Madrasah. Pengalaman membuktikan dari beberapa dosen pembimbing, guru pamong, dan kepala sekolah madrasah, diperoleh informasi bahwa keterampilan mengajar praktikan pada umumnya masih lemah. Sebaliknya praktikan yang terlebih dahulu mengikuti kuliah Micro Teaching, dalam melaksanakan praktek keguruannya di sekolah/madrasah diperoleh informasi hasilnya lebih baik.
Pengembangan Micro Teaching pada Jurusan/program studi keguruan termasuk kelompok pendukung pada mata kuliah keahlian (MKK) menjadi salah satu alternatif untuk dikembangkan agar mahasiswa memiliki keahlian terutama keterampilan mengajar didalam kelas. Melalui program ini mahasiswa dilatih praktek mengajar dalam kelas sedemikian rupa dengan menggunakan peralatan manual dan elektronik.

B. Pengertian
Micro Teaching adalah sebuah model yang dikecilkan, yakni jumlah peserta didiknya dibatasi antara 5 sampai 15 orang, ruang kelasnya kira-kira setengah dari ukuran kelas biasa. Pelaksanaan pembelajarannya dibatasi antara 10 sampai 15 menit, ditambah dengan evaluasi pembimbing sekitar 5 menit per orang. Materinya dibatasi dengan beberapa sub topik bahasan yang disederhanakan. Untuk membedakannya dengan praktek mengajar disekolah/madrasah, maka kuliah Micro Teaching disebut dengan istilah praktek mengajar dalam kelas. Bagi Fakultas Tarbiyah kegiatan ini disebut pula dengan PPL I.

C. Tujuan, Sasaran, dan Fungsi
Kuliah Micro Teaching bertujuan untuk membekali/melatih kemampuan mahasiswa agar memiliki keterampilan dasar khusus dalam proses belajar mengajar.
Sasaran yang hendak dicapai dalam program ini adalah terbinanya calon guru yang memiliki :
1) Pengetahuan tentang proses belajar mengajar
2) Keterampilan dasar khusus dalam proses belajar mengajar
3) Sikap dan perilaku sebagai guru ideal
Sedangkan fungsi Micro Teaching selain sebagai sarana latihan dalam mempraktekan keterampilan mengajar, juga menjadi salah satu syarat bagi mahasiswa keguruan yang akan mengikuti praktek profesi mengajar di sekolah/ madrasah.

D. Status, Kedudukan, dan Sifat
Dalam kapasitasnya Micro Teaching dijadikan salah satu mata kuliah berbobot 2 Sks yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa dari semua Jurusan/Program Studi keguruan pada Fakultas Tarbiyah. Mata kuliah ini lebih bersifat praktis, yakni mempraktekan teori-teori kependidikan. Untuk membedakannya dengan praktek mengajar di sekolah/madrasah, maka kuliah Micro Teaching disebut dengan istilah praktek mengajar dalam kelas, dengan istilah lain PPL-I, sedangkan praktek mengajar di sekolah / madrasah disebut PPL-2 .

E. Desain Pengembangan Micro Teaching
Secara operasional pengembangan micro teaching di fokuskan pada :
1) Organisasi Pelaksana
Organisasi pelaksana pengembangan micro teaching terdiri dari penanggung jawab, pengelola program, dan pelaksana kuliah, susunannya adalah sebagai berikut :
Penanggung Jawab: Ketua STAI
Pelaksana Kuliah: Dosen yang terdiri dari :
a) Koordinator Dosen Pembimbing yang bertugas mengkoordinir sejumlah dosen.
b) Dosen Pembimbing yang bertugas langsung melaksanakan bimbingan kepada sejumlah mahasiswa.
c) Teknisi dan Operator yang bertugas mengkoordinir kegiatan teknis pemasangan/pemeliharaan/perawatan dan pengoperasian peralatan micro teaching.
2)Waktu dan Tempat
Waktu kuliah micro teaching ditentukan pada semester V untuk program S-I dan semester III untuk Program D-2.
d) Tempat waktu kuliah micro teaching dilaksanakan di ruang laboratorium/ studio micro teaching Univ/Ins/Ketua STAI / Jurusan / Program Studi yang bersangkutan.
2) Pra Syarat Pengambilan Mata Kuliah Micro Teaching
Sesuai dengan fungsinya micro teaching menjadi salah satu syarat bagi mahasiswa keguruan yang akan mengikuti praktek profesi mengajar disekolah/madrasah, maka pra syarat bagi mahasiswa yang akan mengambil/mengikuti mata kuliah ini harus sudah lulus dan/atau sedang mengambil mata kuliah :
a) Ilmu Pendidikan
b) Psikologi Pendidikan/Belajar
c) Sistem perencanaan pengajaran (untuk masing-masing bidang studi)
d) Metode pengajaran (untuk masing-masing bidang studi)
e) Pengembangan kurikulum
3) Pra Syarat Dosen Mata Kuliah Micro Teaching
Pra syarat untuk menjadi tenaga pengajarnya adalah pemegang mata Kuliah kependidikan yang telah mengikuti orientasi pengajaran mata kuliah Micro Teaching.
4) Materi
Sylabus mata kuliah micro teaching meliputi materi :
a) Keterampilan prosedur mengajar
b) Keterampilan khusus dalam mengajar, meliputi :
(1) Teknik bertanya
(2) Teknik memberi perintah
(3) Telnik memberikan pengutan materi
(4) Teknik mengoreksi kesalahan
(5) Teknik menciptakan variasi dan stimulus.
Keterampilan menggunakan sumber alat dan media
(6) Penggunaan metode,
(7) Metode mengajar pendidikan Agama Islam untuk Program S-I, D-2, dan Akta IV / Pendidikan Agama Islam
(8) Metode mengajar Bahasa Arab untuk Jur/Prodi Bahasa Arab
(9) Metode mengajar bahasa arab untuk Jur/Prodi Bahsa Arab
(10) Metode mengajar bahasa Arab untuk Jur/Prodi Bhasa Inggris
(11) Metode mengajar MIPA untu Jur/Prodi Tadris Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia
(12) Metode mengajar di MI dan RA untuk Program D2 Guru MI dan RA
(13) Keterampilan mengevaluasi hasil belajar, meliputi :
(a) Penetapan alat evaluasi
(b) Penetapan teknik evaluasi
(c) Penetapan bentuk evaluasi

5) Pelaksanaan Bimbingan
Substansi dari pelaksanaan kuliah micro teaching adalah membimbing dan melatih mahasiswa agar menguasai berbagai keterampilan khusus dalam proses belajar mengajar, termasuk keterampilan membuat program persiapan mengajar membuat dan memilh media dan metode serta penguasaaan bahan dan pengembanagannya. Secara umum hal-hal yang diajarkan/dilatihkan kepada mahasiswa adalah sebagai berikut :
a) Keterampilan membuat desain pembelajaran, meliputi:
(1) Kemampuan menyusun kompetensi dasar
(2) Kemampuan menyebarkan materi
(3) Kemampuan menyusun langkah-langkah kegiatan belajar mengajar
(4) Kemampuan memilih dan menerapkan metode pengajaran
(5) Kemampuan memilih bentuk dan jenis evaluasi, serta merumuskan alat evaluasi
b) Kemampuan Prosedur Mengajar, meliputi:
(1) Prosedur sebelum mengajar Pre Instructional Procedur
(2) Teknik mengintroduksi bahan pengajaran Introduction Techniques
(3) Teknik menyampaikan materi pengajaran Lecturing Techniques
(4) Prosedur penutupan pengajaran Closure Procedur
c) Kemampuan membuat dan memilih media pengajaran, meliputi:
(1) Keterampilan memilih/ membuat media sederhana sesuai dengan bahan yang akan diajarkan
(2) Kemampuan memilih media yang mendukung efektivitas pembelajaran
d) Keterampilan melaksanakan pengajaran sesuai desain pembelajaran, meliputi :
(1) Materi berorientasi pada pencapaian kompetensi dasar
(2) Kemampuan menyampaikan materi secara sistematis
(3) Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
(4) Kemampuan menerapkan metode pengajaran
(5) Kemampuan melaksanakan
e) Keterampilan khusus dalam mengajar, meliputi :
(1) Keterampilan prosedur
(2) Keterampilan menerapkan teknik-teknik dasar, yaitu keterampilan khusus yang dibutuhkan dan dipakai pada saat sedang mengajar
(3) Keterampilan menggunakan metode
(4) Keterampilan menggunakan alat-alat/media pengajar
6) Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kuliah micro teaching adalah sebagai berikut :
a) Kamera Ukuran kecil, sedang dan besar
b) TV Monitor
c) TV Ekspose
d) Tape Recorder
e) VTR (Video Tape Recorder)
f) OHP (Overhead Prejector)
g) Kaset Video /CDROOM (tentang micro teaching dan model-model mengajar)
h) Sound Sistem (dengan kedap Suara)

F. Sistem Pengelolaan dan Pengoperasian Peralatan Micro Teaching
a. Sistem pengelolaan
Sistem pengelolaan pembelajaran micro teaching dirumuskan oleh dosen pembimbing perkuliahan agar perkuliahan dapat berjalan dengan baik, hendaknya setiap dosen terlebih dahulu menyusun konsep-konsep tentang keterampilan yang akan dibimbing kan.
b. Sistem Pengoperasian Peralatan
Sistem pengoperasian peralatan dalam pelaksanaan nya dapat dibantu oleh seorang operator/teknisi, adapun langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam pengoperasian peralatan micri teaching, adalah sebagai berikut :
i. Pertama, sambungkan kabel Ac (power) berikut kabel paralel, sesuai dengan kebutuhan
ii. Kedua, hidupkan tombol power pada kamera swtcher (pemindahan kamera otomatis), video player dan layar monitor televisi (diruang micro teaching dan ruang monitoring)
iii. Ketida, sesuaikan dengan channel Video player pada saluran “L”
iv. Keempat, sesuaikan channel TV pada saluran “AV”. (langkah-langkah pertama sampai dengan keempat sudah dapat mengaktifkan dua kamera kecil dan gambar akan tampil dilayar monitor (diruang micro teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada suara)
v. Kelima, sambungkan kabel AC (power) pada kamera besar dan aktifkan tombol power yang ada pada kamera dan adaptor
vi. Keenam, sambungkan kabel audio/video pada kamera besar kemonitor dengan cara menghubungkan soket kabel video dengan soket kabel audio
vii. Ketujuh, sesuaikan fokus kamera sehingga gambar pada layar monitor nampak sempurna. (langkah kelima sampai ketujuh untuk mengaktifkan dua kamera besar dan sekaligus mengisi suara pada TV monitor (di ruang micro teaching dan ruang monitoring) tetapi belum ada suara)
viii. Kedelapan, untuk merekam proses belajar mengajar, dilakukan dengan cara memasukan kaset video (kosong) pada Player, lalu tekan “Rec” (cukup menekan tombol “Rec” tanpa menekan tombol “play”)
ix. Kesembilan, jika sedang berjalan merekam tiba-tiba berhenti sementara, cukup menekan tombol “pause” kemudian tekan tombol “Rec” bila akan melanjutkan merekam
x. Kesepuluh, setelah selesai merekam keluarkan kaset video dengan menekan tombol “eject” kemudian putar ulang pada alat khusus Rewinder, selanjutnya kaset rekaman siap dioperasikan/ditayangkan melalui video

G. Tugas Dosen/Pembimbing dan Tugas Mahasiswa
a. Tugas Pembimbing
i. Koordinator Pembimbing
(1) Mengkoordinasikan kegiatan dosen pembimbing dalam pelaksanaan kuliah micro teaching
(2) Memantau kegiatan dosen pembimbingdalam pelaksanaan kuliah micro teaching
(3) Mengevaluasi kegiatan/tugas dosen pembimbing dalam pelaksanaan kuliah micro teaching
ii. Tugas Pembimbing
1) Melaksanakan kegiatan pembimbingan dalam pelaksanaan kuliah micro teaching
2) Mengatur tata laksana kuliah micro teaching
3) Memberikan penjelasan teknis kepada mahasiswa/praktikan dalam orientasi kuliah micro teaching
4) Melakukan pembimbingan kepada mahasiswa/praktikan dalam pembuatan desain pembelajaran
5) Memberikan penjelasan teknis kepada mahasiswa/praktikan dalam pelaksanaan latihan keterampilan khusus yang akan dipraktekan di dalam laboratorium/studio micro teaching
6) Mengevaluasi hasil kegiatan kuliah micro teaching
b. Tugas Mahasiswa/Praktikan
i. Hadir/mengikuti seluruh kegiatan kuliah micro teaching pada waktu dan jadwal yang telah ditetapkan
ii. Mempelajari buku panduan
iii. Mengikuti orientasi
iv. Membuat desain pembelajaran
v. Membuat/menyiapkan alat peraga
vi. Pada waktu-waktu tertentu peer teaching dapat berperan sebagai siswa
vii. Bersikap dan bertindak/berperan sebagai guru yang ideal:
1) Berpakaian yang rapih dan sopan (bagaimana layaknya berpenampilan seorang guru)
2) Bersikap/bertindak sopan, ramah, dan rendah hati
3) Menggunakan bahasa yang baik dan benar
H. Evaluasi dan Tindak Lanjut
a. Evaluasi/penilaian
i. Evaluasi/penilaian dilakukan pada Desain Pembelajaran dan pelaksanaan latihan/praktek
ii. Evaluasi/penilaian dilaksanakan pada setiap mahasiswa yang tampil praktek/latihan mengajar, termasuk penampilan terakhir sebagai ujian
iii. Bobot penilaian pada setiap penampilan
iv. Keterampilan prosedur mengajar, 10%
v. Keterampilan khusus dalam mengajar, 60%
vi. Keterampilan menggunakan sumber alat dan media, 10%
vii. Penggunaan metode, dengan 10%
viii. Keterampilan mengevaluasi hasil belajar, 10%
ix. Penghitungan Nilai Akhir (NA)
NA, nilai akhir diperoleh dari rata-rata nilai setiap tampil praktek ditambah nilai penampilan ujian akhir dirumuskan sebagai berikut ;

NA = (6xPA)+(4xPUA)
10
Keterangan :
NA = Nilai Akhir
PA = Nilai rata-rata penampilan latihan
PUA = Nilai rata-rata penampilan ujian akhir
Mentransfer nilai cumulative dai (kolom 7) menjadi angka mutu dan huruf mutu (nilai akhir), degan rumus ;
80 – 100 = A
70 - 79 = B
60 - 69 = C
50 - 59 = D
00 - 49 = E
b. Tindak Lanjut
Setelah nilai akhir (NA) , kelulusan diklasifikasikan menjadi tiga bagian:
i. Lulus tanpa syarat bagi peserta (NA) A, B, atau C
ii. Lulus bersyarat bagi peserta (NA) D, mereka disyaratkan untuk mengikuti bimbingan intensif pada bengkel praktikum
iii. Tidak lulus tanpa syarat bagi peserta (NA) E

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Micro Teaching [Materi Kuliah}

BAB I

PENDAHULUAN

Proses pengajaran merupakan satu kegiatan yang di dalamnya diperlukan adanya interaksi antara seorang guru dengan peserta didiknya, interaksi yang dilakukan pun harus lah sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga dengan adanya interaksi tersebut peserta didik akan dapat lebih memahami tentang materi yang sedang disampaikan oleh guru.
Untuk mencapai proses pengajaran yang efektif perlulah diadakan praktek pengajaran terlebih dahulu yaitu dengan mengkonsep atau merencanakan seperti halnya pengajaran pada umumnya, akan tetapi dengan pembatasan waktu yang lebih singakat, atau pengajaran mikro.
Dalam hal ini, penulis akan membahas lebih rinci lagi tentang bagaimana proses pengajaran mikro itu berlangsung dan ketrampilan-ketrampilan apa sajakah yang harus dimiliki ketika melakukan pengajaran mikro dan juga yang lainnya yang sudah penulis kemas di dalam bab selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Konsep Pengajaran Mikro
Pengajaran mikro digunakan untuk memperihalkan teknik pengajaran untuk membolehkan pelatih atau pelajar menguasai, melatih atau memurnikan kemahiran pengajaran dalam situasi yang dikurangkan dari segi kesukarannya. Maka dalam melaksanakan pengajaran mikro bilangan pelajar dan peruntukan masa dikurangkan.

B. Pelaksanaan Pengajaran Mikro
1. Dalam melaksanakan pengajaran mikro pelajar membina satu rancangan mengajar yang singkat 5 – 20 minit berdasarkan bidang kepakarannya , membuat objektif spesifik dan mengajarnya kepada sebilangan kecil pelajar lain.
2. Setelah pengajaran telah dilaksanakan satu penilaian atau pencerapan dilakukan untuk mengesan kelemahan Pencerapan hendaklah dilaksanakan oleh pensyarah atau penyelia, rakan-rakan dan kendiri.
3. Seterusnya satu perancangan semula perlu dilaksanakan untuk tujuan penambahbaikan. Pengajaran mikro merupakan satu kitaran atau satu pusingan

C. Ketrampilan-Ketrampilan dalam Pengajaran Mikro
1. Ketrampilan Membuka Pelajaran

a. Ada bahan apersepsi (Herbart “Apersepsi: membangkitkan minat dan perhatian”)
b. Bahan apersepsi yang sesuai dengan bahan inti
c. Mendapat
respon siswa

2. Penguasaan Bahan Pelajaran
a. Bahan yang disampaikan benar (tidak ada yang menyimpang)
b. Penyampaiannya lancar (tidak tersendat-sendat)
c. Sesuai dengan bahan inti
d. Penyampaiannya sistematis
e. Pembahasannya jelas

3. Penguasaan Metode
a. Menggunakan lebih dari tiga metode mengajar
b. Metode mengajar relevan dengan bahan/ materi pelajaran
c. Penggunaan metode secara sistematis

4. Ketrampilan Menjelaskan
a. Menyajikan informasi diorganisasi secara sistematis
b. Memberikan contoh yang lebih memperjelas tingkat pemahaman siswa.
c. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
d. Adanya umpan balik.

5. Penguasaan Kelas
a. Menciptakan kondisi optimal terjadinya PBM
b. Memberikan kehangatan dan keantusiasan
c. Menyampaikan bahan yang menantang

6. Kemampuan Menggunakan Alat/Media
a. Menggunakan Alat/ media dengan tepat
b. Alat/ media yang digunakan dapat membantu pemahaman murid
c. Alat/ media sesuai dengan Indikataor hasil belajar yang telah dirumuskan
d. Jenis alat/ media lebih dari satu (bervariasi).

7. Interaksi dalam Proses Belajar Mengajar yang Komunikatif
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif
b. Interaksi sesuai dengan indikator hasil belajar yang dirumuskan
c. Sebagian besar/ semua siswa terlibat dalam interaksi.

8. Ketrampilan Memberi Penguatan
a. Jenis penguatan bervariasi
b. Penguatan diberikan pada waktu yang tepat
c. Sebagian besar atau semua perbuatan baik diberi penguatan
d. Cara memberikannya wajar (tidak berlebihan).

9. Kemampuan Mengevaluasi
a. Jenis evaluasi sesuai dengan kegiatan belajar yang telah diberikan
b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
c. Sesuai dengan bahan pelajaran
d. Evaluasi yang diberikan tepat untuk menguji penguasaan siswa terhadap topik yang telah dibahas

10. Kemampuan Menutup Pelajaran
a. Menyimpulkan
b. Kesimpulan mencakup seluruh pelajaran pada saat itu
c. Kesimpulan dibuat bersama-sama (guru dan siswa)
d. Memberikan Motivasi dan Nasehat-nasehat
e. Memberikan tugas


D. Sikap Mengajar
1. Tidak membelakangi siswa
2. Selalu menatap siswa (memperhatikan) secara menyeluruh
3. Disiplin kelas
4. Cara mengajukan pertanyaan kepada siswa
5. Cara menjawab pertanyaan siswa
6. Antusias dan percaya diri

BAB III
PENUTUP


Dari beberapa penjelasan di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengajaran mikro merupakan aplikasi dari proses belajar mengajar yang dapat dikatakan sama saja seperti proses pengajaran pada umumnya, akan tetapi pada pengajaran mikro hanya diberi waktu 5 – 20 menit untuk menguraikan materi yang sudah dipersiapkan oleh seorang praktikan.
Adapun untuk ketrampilan-ketrampilan yang harus dimiliki sama seperti halnya pada proses pengajaran pada umumnya yaitu:
1. Ketrampilan membuka pelajaran
2. Ketrampilan dalam penguasaan bahan pelajaran
3. Ketrampilan dalam menggunakan metode pengajaran
4. Ketrampilan menjelaskan
5. Ketrampilan dalam penguasaan kelas
6. Kemampuan menggunakan alat atau media
7. Ketrampilan melakukan interaksi dalam proses belajar mengajar yang komunikatif
8. Ketrampilan memberi penguatan
9. Kemampuan mengevaluasi
10. Ketrampilan menutup pelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Pahrudin, Agus, (2006) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah, Fakta Press: Bandar Lampung
http://amindpoint.blogspot.com/2009/04/keterampilan-dasar-mengajar-10.html
http://ipankreview.wordpress.com/tag/keterampilan-mengajar/
http://www.datafilecom.co.cc

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Guru yang Profesional dan Efektif

Pada era otonomi pendidikan, pemerintah daerah memiliki kewenangan yang amat besar bagi penentuan kualitas guru yang diperlukan di daerahnya masing-masing. Oleh karena itu di masa yang akan datang, daerah benar-benar harus memiliki pola rekrutmen dan pola pembinaan karier guru agar tercipta profesionalisme pendidikan di daerah.

Dengan pola rekrutmen dan pembinaan karier guru yang baik, akan tercipta guru yang profesional dan efektif. Untuk kepentingan sekolah, memiliki guru yang profesional dan efektif merupakan kunci keberhasilan bagi proses belajar-mengajar di sekolah itu. Bahkan, John Goodlad, seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran. Penelitian itu kemudian dipublikasikan dengan titel: Behind the Classroom Doors, yang di dalamnya dijelaskan bahwa ketika para guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu-pintu kelas itu, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru. Hal ini sangat masuk akal, karena ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat melakukan apa saja di kelas. Ia dapat tampil sebagai sosok yang menarik sehingga mampu menebarkan virus nAch (needs for achievement) atau motivasi berprestasi, jika kita meminjam terminologi dari teorinya McCleland. Di dalam kelas itu seorang guru juga dapat tampil sebagai sosok yang mampu membuat siswa berpikir divergent dengan memberikan berbagai pertanyaan yang jawabnya tidak sekedar terkait dengan fakta, ya-tidak. Seorang guru di kelas dapat merumuskan pertanyaan kepada siswa yang memerlukan jawaban secara kreatif, imajinatif – hipotetik, dan sintetik (thought provoking questions).

Sebaliknya, dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar itu, bagi seorang guru juga tidak menutup kemungkinan untuk tampil sebagai sosok yang membosankan, instruktif, dan tidak mampu menjadi idola bagi siswa di kelas. Bahkan dia juga bisa berkembang ke arah proses pembelajaran yang secara tidak sadar mematikan kreativitas, menumpulkan daya nalar, mengabaikan aspek afektif, dan dengan demikian dapat dimasukkan ke dalam kategori banking concept of education-nya Paulo Friere, atau learning to have-nya Eric From. Pendek kata, untuk melindungi kepentingan siswa, dan juga untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di daerah dalam jangka panjang di masa depan, guru memang harus profesional dan efektif di kelasnya masing-masing ketika ia harus melakukan proses belajar-mengajar.
Dalam konteks otonomi pendidikan, hasil penelitian John Goodlad tersebut memiliki implikasi bahwa pemerintah daerah perlu menciptakan sebuah sistem rekrutmen dan pembinaan karier guru agar para guru benar-benar memiliki profesionalisme dan efektivitas yang tinggi supaya ketika ia memasuki ruang kelas mampu menegakkan standar kualitas yang ideal bagi proses pembelajaran. Suatu pekerjaan dikatakan profesional jika pekerjaan itu memiliki kriteria tertentu. Jika kita mengikuti pendapat Houle, ciri-ciri suatu pekerjaan yang profesional meliputi: (1) harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat; (2) harus berdasarkan atas kompetensi individual (bukan atas dasar KKN-pen.); (3) memiliki sistem seleksi dan sertifikasi; (4) ada kerjasama dan kompetisi yang sehat antar sejawat; (5) adanya kesadaran profesional yang tinggi; (6) memiliki prinsip-prinsip etik (kode etik); (7) memiliki sistem sanksi profesi; (8) adanya militansi individual; dan (9) memiliki organisasi profesi. Dari ciri-ciri ini Kantor Dinas Pendidikan di daerah dapat menterjemahkan ke dalam sistem rekrutmen dan pembinaan karier guru agar profesi-onalisme guru dapat selalu ditingkatkan di daerahnya masing-masing. Tanpa berbuat seperti itu kualitas guru akan selalu ketinggalan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, agar guru tetap profesional perlu ada sistem pembinaan karier yang baik, tersistem, dan berkelanjutan.
Guru yang profesional perlu melakukan pembelajaran di kelas secara efektif. Kemudian, bagaimana ciri-ciri guru yang efektif ? Menurut Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas, paling tidak ada empat kelompok besar ciri-ciri guru yang efektif. Keempat kelompok itu terdiri dari:
Pertama, memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, yang kemudian dapat dirinci lagi menjadi (1) memiliki keterampilan interperso-nal, khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan; (2) memiliki hubungan baik dengan siswa; (3) mampu menerima, mengakui, dan memperhatikan siswa secara tulus; (4) menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar; (5) mampu menciptakan atmosfir untuk tumbuhnya kerja sama dan kohesivitas dalam dan antar kelompok siswa; (6) mampu melibatkan siswa dalam meng-organisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran; (7) mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi; (8) mampu meminimal-kan friksi-friksi di kelas jika ada.
Kedua, kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, yang meliputi: (1) memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran; (2) mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua siswa.
Ketiga, memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement), yang terdiri dari: (1) mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respon siswa; (2) mampu memberikan respon yang bersifat membantu terhadap siswa yang lamban belajar; (3) mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban siswa yang kurang memuaskan; (4) Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika diperlukan.
Keempat, memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari: (1) mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif; (2) mampu mem-perluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran; (3) mampu memanfaatkan perencanaan guru secara kelompok untuk menciptakan dan mengembang-kan metode pengajaran yang relevan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

1. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau khalayak ramai. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, dalam mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam banyak menggunakan dengan acara berceramah ini. Hal ini tercermin dalam hadits beliau yang berbunyi sebagai berikut :
“Sampaikanlah olehmu walaupun hanya satu ayat”

Jadi cara penyampaian dakwah disini yaitu dengan cara berceramah secara lisan atau ucapan. Meskipun dakwah secara bil hal (dengan perbuatan) sangat diutamakan dalam Islam, namun ceramah tetap penting.
Ciri yang menonjol dalam metode ceramah, dalam pelaksanaan pengajaran di kelas, adalah peranan guru tampak sangat dominan. Adapun murid mendengarkan dengan teliti dan mencatat isi ceramah yang disampaikan oleh guru di depan kelas.
Ceramah tepat digunakan :
1. Apabila guru ingin menyampaikan sejumlah fakta dan pendapat yang tidak tertulis dan tercatat dalam buku catatan atau naskah
2. Apabila bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas
3. Apabila guru seorang pembicara yang baik dan memikat serta penuh antusias
4. Apabila gutu akan merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga diharapkan siswa memhami dan mengerti secara gamblang
5. Jika guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru, dan menghubungkannya terhadap pelajaran yang telah lalu (asosiasi)
6. Apabila jumlah siswa terlau banyak sehingga bahan pelajaran sulit disampaikan melalui metode lain
Untuk bidang studi Agama, metode ceramah ini tepat digunakan misalnya : jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian “keimanan, akhlak” dan lain sebagainya.
Keuntungan Metode Ceramah
1. Bahan dapat disampaikan sebanyak mungkin dalam jangka waktu yang singkat
2. Guru dapat menguasai situasi kelas
3. Organisasi kelas lebih sederhana dan mudah dilaksanakan
4. Tidak terlalu banyak memakan biaya dan tenaga
Kelemahan Metode Ceramah
1. Ceramah hanya cenderung mempertimbangkan segi banyaknya bahan pelajaran yang akan dijadikan, dan kurang memperhatikan/mementingkan segi kualitas (mutu) penguasaan bahan pelajaran
2. Bila situasi kelas tidak dapat dikuasai oleh guru secara baik, maka proses pengajaran akan dapat menjadi tidak efektif. Bahkan dapat berkaitan lebih jauh (misalnya kacaunya situasi proses pengajaran)
3. Pada metode ceramah proses komunikasi banyak terpusat kepada guru. Dan siswa banyak berperan sebagai pendengar setia. Sehingga proses pengajaran sering dikritik sebagai sekolah dengar, murid terlalu pasirf.
4. Sulit mengukur sejauh mana penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan itu oleh anak didik
5. Apabila ceramah tidak mempertimbangkan segi psikologis dan diktatis, maka ceramah dapat bersifat melantur tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Langkah-langkah persiapan ceramah :
Dibawah ini ada beberapa langkah-langkah persiapan metode ceramah, yang dapat mempertinggi bobot dan efektivitas ceramah yakni sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai
2. Materi ceramah hendaklah disusun secara sistematis
3. Sikap/penampilan dan gaya bahasa ceramah umumnya dapat meningkatkan dan mendorong serta merangsang perhatian anak didik
4. Tujuan ceramah untuk memperjelas pengertian siswa mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan, maka alat bantu/alat peraga mesti ditetapkan sebelumnya
5. Usahakan menanamkan pengertian yang jelas. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan cara memberikan ikhtisar atau kesimpulan, dan mengenai catatan kecil mengenai bahan yang telah diberikan tersebut
6. Dalam perjalanan agama hendaklah pemakaian metode ceramah ini diselingi dengan metode-metode lain misalnya metodologi audio visual, demonstrasi, tanya jawab dan lain-lainnya
7. Metode ceramah semestinya hanya sebagai pendukung/pendamping metode-metode lain

2. Metode Diskusi atau Musyawarah
Dalam kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam hubungan interaksi edukatif sering dihadapkan kepada berbagai macam permasalahan, yang kadang-kadang tidak dapat diselesaikan hanya dengan satu cara, akan tetapi memerlukan berbagai macam cara yang terbaik. Tentang sesuatu permasalahan yang sulit disimpulkan sendiri.
Metode diskusi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah, yang mungkin menyangkut kepentingan bersama, dengan jalan muswarah untuk mufakat. Memperluas pengetahuan dan cakrawala pemikiran.
Dengan kata laian metode diskusi yaitu cara bagaimana menyajikan bahan pelajaran melalui proses pemeriksaan dengan teliti suatu masalah tertentu dengan jalan bertukar pikiran, bantah membantah dan memeriksa dengan teliti berhubungan yang terdapat di dalamnya : dengan jalan menguraikan, membanding-bandingkan, menilai hubungan itu dan mengambil kesimpulan yang dapat ditarik daripadanya . Bersama-sama melalui diskusi bisa ditemui 2, 3 atau lebih jawaban/kesimpulan, yang semuanya dapat diterima/benar
Adapun masalah-masalah yang baik untuk didiskusikan adalah meliputi sifat-sifat sebagai berikut :
1. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf perkembangannya
2. Mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu, yang masing-masing dapat dipertahankan kebenarannya
3. Bila pertanyaan dimaksudkan untuk mencari pertimbangan dan perbandingan daripadanya
Kebaikan dari metode diskusi
1. Suasana kelas lebih hidup dan dinamis
2. Mempertinggi pertisipasi siswa, untuk mengeluarkan pendapatnya baik secara individu maupun secara kelompok
3. Merangsang siswa untuk mencari jalan pemecahan masalah yang dihadapi bersama, dengan cara bermusyawarah dan urun rembuk bersama-sama
4. Melatih sikap dinamis dan kreatif dalam berpikir
5. Menumbuhkan sikap toleransi dalam berpendapat maupun bersikap
6. Hasil diskusi dapat disimpulkan dan mudah dipahami
7. Memperluas cakrawala dan wawasan berpikir peserta diskusi
Kelemahan-kelemahan metode diskusi
1. Kemungkinan siswa yang tidak ikut aktif dijadikan kesempatan untuk bermain-main dan mengganggu temannya yang lain
2. Apabila suasana kelas tidak dapat dikuasai, kemungkinan pengguna waktu menjadi tidak efektif, dan dapat berakibat tujuan pengajaran tidak tercapai
3. Sulit memprediksi arah penyelesaian diskusi. Hal ini terjadi jika proses jalannya diskusi hanya merupakan ajang perbedaan pendapat yang tidak ada ujung penyelesainnya
4. Siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan pendapat secara sistematis. Terutama bagi siswa yang memiliki sifat pemalu dan rasa takut mengeluarkan pendapat
5. Kesulitan mencari tema diskusi yang aktual, yang hangat dan menarik untuk didiskusikan
Peranan guru atau pimpinan dalam diskusi
1. Guru atau pimpinan diskusi sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan
Sebagai pimpinan diskusi, ia harus mampu mengatur jalannya diskusi, dan menstimulir para peserta diskusi untuk menyeluarkan pendapatnya
Sebagai pimpinan diskusi, ia memiliki hak untuk :
a. Mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok tertentu
b. Mengatur agar tidak semua anggota peserta diskusi berbicara serentak tanpa mengindahkan untuk mengambil bagian berbicara secara bergilir
c. Mencegah kemungkinan dikuasainya forum diskusi oleh orang-orang tertentu saja. Sehingga tidak adnaya pemerataan berbicara
d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak aktif berbicara, karena malu, atau pendiam agar dapat menyumbangkan buah pikirannya
2. Guru atau pimpinan diskusi berperan sebagai dinding penangkis
Sebagai pimpinan diskusi, ia selalu menerima pertanyaan-pertanyaan dari peserta diskusi, kemudian pimpinan diskusi mengembalikannya lagi kepada peserta diskusi untuk dipecahkan bersama-sama. Dan menjaga arah diskusi jangan sampai terjadi terjadi debat kusir antara pimpinan dengan peserta diskusi, dan antara diskusi dengan yang lain sesamanya. Akan tetapi perdebatan terjadi dalam batas-batas yang wajar dan argumentatif rasional


3. Pimpinan diskusi sebagai penunjuk jalan
Sebagai penunjuk jalan pimpinan diskusi dapat memberikan penerangan dan penjelasan, serta meluruskan obyek pembicaraan, bila ada tanda-tanda pembicaraan menyimpang dari tema diskusi semula
Teknik-teknik mengajukan pertanyaan dalam diskusi
1. Mula-mula diajukan kepada semua siswa, baru kediamuan ditujukan kepada siswa tertentu
2. Beri waktu siswa untuk berpikir dan menyusun jawabannya
3. Pertanyaan tidak diajukan berdasarkan urutan absen arau deretan bangku. Tetapi kepada semua siswa, yang telah siap untuk menjawab bahan diskusi

Tujuan metode diskusi

Melalui metode diskusi, tujuan pengajaran selain untuk mencari dan menemukan jawaban yang benar dan setepat-tepatnya juga dimaksudkan untuk :
1. Dapat menemukan cara baru yang ditempuh dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi bersama
2. Mengumpulkan fakta dan pendapat-pendapat dari para peserta atau pihak yang dimintai keterangan
3. Merumuskan hasil diskusi dan kemungkinan tindak lanjut yang dapat direalisasikan
Fungsi diskusi :
1. Mendorong siswa untuk berpikir dan mengeluarkan pendapatnya dengan dasar argumentasi yang kuat dan akurat
2. Mengembangkan daya imajinasi dan intuitif serta daya pikir yang kritis
3. Disamping itu diskusi dapat berfungsi sebagai bahan masukan yang sangat berharga bagi seorang guru atau pimpinan sekolah
Dalam pelajaran agama Islam metode diskusi ini daoat diterapkan dalam mengajarkan pelajaran fikih dan pelajaran sejarah Islam. Dalam pelajaran fikih misalnya kita dapat memilih tema misalnya mengenai : Bagaimana bayi tabung, donor darah / dan donor mata, operasi jantung dan donor ginjal menurut Islam. Dan bagaimana asuransi, Bank, Koperasi dan lain-lainnya menurut Islam. Demikian pula dalam pelajaran sejarah, kita dapat memilih tema, misalnya : bagaimana peranan umat Islam dalam merebut kemerdekaan, dalam menumpas penjajah dan komunis/PKI di masa pra kemerdekaan. Dan dapat pula mendiskusikan peran umat Islam secara global/internasional. Pendek kata tema diskusi harus juga disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan anak didik. Pada kelas-kelas yang masih rendah diskusi dapat dilakukan dengan yang ringan-ringan, sedangkan pada kelas-kelas yang maju/tingkat tinggi, diskusi dapat bersifat abstrak dan problematik pemikiran.
Dalam Al-Qur’an Allah mengajurkan kepada kita untuk berdiskusi dan bermusyawarah secara baik dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi bersama, yang berbunyi :

Maka disebabkan rahmat dari Allah0lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakanlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertawaqal kepada-Nya (Q.S Ali Imran:159).

Dalam ayat lain juga Allah menegaskan kepada orang yang mengakui dirinya beriman, mendirikan salat serta bagi mereka karenanya mampu mengeluarkan/ menafkahkan sebagian dari hartanya, untuk selalu bermusyawarah dalam urusan mereka. Dengan firmannya yang berbunyi :

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan bagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka (Q.S Asy-Syura (Musyawarah) : 38).

3. Metode Demontrasi dan Eksperimen
Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah : metode mengajar dengan menggunakan alat peragaan (meragakan), untuk memperjelas suatu pengertian, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya suatu proses pembuatan tertentu kepada siswa. To Show atau memperkenalkan/ mempertontonkan.
Kalau demonstrasi titik tekanannya terletak pada memperagakan, bagaimana jalannya proses tertentu. Maka pada eskperimen adalah melakukan percobaan/ praktek langsuang atau dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. Dalam pelaksanaan kedua metode ini dapat dipakai bersama-sama/bergantian.
Metode demonstrasi dalam pelaksanaannya antara lain dapat digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaimana berwudlu’ yang benar, bagaimana cara mengerjakan salat yang benar, baik itu shalat wajib lima waktu sehari semalam maupun salat sunat seperti salah jenazah, salat sunat istiqarah, tahajjud, istisqa dan lain-lain sebagainya. Sebab kata demontrasi terambil dari Demonstrastion = to show (memperagakan/memperlihatkan) proses kelangsungan sesuatu.
Sedangkan pada metode eksperimen, dapat menjelaskan misalnya, untuk menentukan/meneliti kadar tanah atau debu yang dapat dijasikan “Tayamum” sebagai pengganti air juga dapat meneliti makanan dan minuman yang mungkin memiliki unsur dan kadar minyak babi, tentunya hal ini dapat melihat/meneliti label surkning makanan seperti : roti kaleng, susu dan makanan-makanan yang lain yang banyak mengandung protein nabati atau hewani. Demikian juga halnya dengan minuman-minuman keras yang mengandung alkohol, yang justru dapat membahayakan bagi kesehatan dan kecerdasan otak manusia itu sendiri. Dan terlarang menurut syariat dan ajaran agama Islam. Dan hal ini yang sama dapat pula mendemonstrasikan bagaimana mencoba praktik mengajar di depan kelas bagi calon-calon guru, praktek ibadah pada metode demonstrasi. Dan lain sebagainya. Eksperimen misalnya : mencoba hafalan ayat-ayat Al-Qur’an, mencoba menuliskan yang benar dan sebagainya. Metode demontrasi dan eksperimen tepat digunakan apabila :
1. Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan keterampilan tertentu kepada anak didik
2. Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami, sebab penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan
3. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran
4. Untuk meneliti sejumlah fakta dan obyek tertentu secara seksama
Kebaikan metode demonstrasi
1. Perhatian siswa dapat difokuskan kepada titik berat yang dianggap penting bagi guru
2. Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu proses tertentu melalui pengamatan dan percobaan, siswa mendapatkan pengalaman praktis, yang biayanya bersifat tahan lama
3. Menghindarkan pengajaran yang bersifat verbalisme, di mana siswa tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan (pandai mengucapkan tapi tidak mengerti maksudnya), tau bisa membaca Al-Qur’an tetapi tak bisa menulis dengan benar. Guru agama tidak boleh salah-salah menulis ayat Al-Qur’an atau hadits. Karena itu banyak dicoba (anak-anak dieskperimen) oleh guru
4. Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan langsung
5. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa dapat dijawab di waktu mengamati demonstrasi
Kekurangan metode demonstrasi
1. Dalam pelaksanaannya demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga dapat menyita waktu yang cukup banyak
2. Demonstrasi dalam pelaksanaannya banyak menyita biaya dan tenaga yang tidak sedikit (jika memakai alat-alat yang mahal)
3. Tidak semua hal yang dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Hal ini dapat terjadi misalnya bila alat-alat peraga demonstrasi sangat besar/berat, atau berada di tempat jauh. Dalam bidang agama masalah Tauhid atau keimanan misalnya sulit diterapkan melalui metode ini. Sebab masalah keimanan bersifat abstrak, dan tidak dapat divisualisasikan
4. Demosntrasi akan menjadi tidak efektif siswa tidak turut akatif dan suasana gaduh
Cara merencanakan demonstrasi yang efektif :
1. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang hendak dicapai
2. Menetapkan garis besar langkah-langkah demosntrasi yang akan dilaksanakan (bila diperlukan adakanlah terlebih dahulu uji coba, sebelum didemosntrasikan di depan kelas)
3. Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan, termasuk waktu siswa untuk bertanya, memberi komentar, kesimpulan serta catatan yang diperlukan
4. Selama demonstrasi berlangsung kita dapat mengajukan pertanyaan, apakah keterangan itu dapat didengar oleh siswa dan apakah alat sudah ditempatkan pada posisi yang tepat? Dan lain sebagainya
5. Menetapkan rencana penelitian, mengenai hasil yang dicapai melalui demonstrasi
6. Dapat merekam kembali/mengulangi kembali proses demosntrasi, jiak siswa merasa belum paham/mengerti tentang masalah yang dibicarakan
Keunggulan-keunggulan Metode Eksperimen :
1. Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan
2. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan
3. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jal ini dilakukan melalui pengumpulan data-data observasi memberikan penafsiran serta kesimpukan, yang dilakukan oleh siswa itu sendiri
4. Kemungkinan kesalahan dalam mengambil kesimpulan dapat dikurangi, karena siswa mengamati langsuang terhadap suatu proses yang menjadi obyek pelajaran atau mencoba melaksanakan sesuatu
5. Siswa mendapatkan pengalaman langsung dan praktis dalam kenyataan sehari-hari yang sangat berguna bagi dirinya
Kelemahan-kelemahan metode eksperimen
1. Apabila sarana tidak tersedia atau kurangmemadai, maka proses jalannya eksperimen akan menjadi tidak efektif
2. Metode ini dilaksanakan bila siswa belum matang untuk melaksanakan eksperimen. Hal ini berarti melaksanakan eksperimen memerlukan ketrampilan yang mahir dari pihak gurunya
3. Memerlukan waktu yang panjang/lama. Keterbatasan waktu dalam eksperimen dapat berakibat terputusnya pemahaman siswa, terhadap topik yang menjadi pokok bahasan. Dan ini bertujuan pengajaran tidak tercapai dengan baik
4. Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan serta membuat alat-alat eksperimen
5. Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya. Cenderung memadang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan memberatkan
Saran-saran dalam melaksanakan eksperimen
Agar eksperimen dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai secara baik pula, maka perlu diperhatikan saran-saran berikut ini antara lain :
1. Perlu menjelaskan tujuan yang akan dicapai melalui eksperimen kepada siswa
2. Menjelaskan prosedur/langkah-langkah yang akan ditempuh dalam eksperimen serta persiapan alat-alat eksperimen
3. Membantu siswa untuk mendapatkan bahan-bahan bacaan serta alat-alat yang akan diperlukan dalam eksperimen
4. Setelah eksperimen dilakukan berilah kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya dengan membandingkan hasil eksperimen temannya dengan membandingan hasil eksperiman temannya sehingga dapat memberikan peluang untuk saling tukar pendapat dan saling lengkapi-melengkapi kekurangan yang dimilikinya
5. Memberikan kesimpulan dan catatan seperlunya terhadap eksperimen yang baru saja dilakukan
6. Diharapkan siswa dapat memberikan ikhtisar berupa laporan mengenai hasil eksperimen mereka
Metode kesperimen dan demonstrasi ini sebetulnya telah mempunyai akar tradisi dalam sejarah Islam. Sebagaimana halnya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Salatlah kamu sebagaimana akumelakukan salat”. Jadi Rasulullah sendiri telah melakukan demonstrasi, cara salat yang benar untuk diikuti oleh umatnya.
Demikian pula di dalam metode eksperimen para ulama ahli hadits. Misalnya ulama Imam al-Bukhari dan Imam Muslim telah melakukan perjalanan yang panjang mengembara ke suatu kota yang jauh letaknya sekedar untuk mengetahui dan meneliti kebenaran suatu hadits Nabi. Dengan cara meneliti sanad dan rawi hadits tertentu dan akhirnya dapat disimpulkan shahih tidaknya suatu hadits tersebut. Sehingga dikenal hadits shahih Bukhari dan shahih Muslim. Ini berarti metode demosntrasi dan eksperimen memiliki landasan kuat dalam sistem pengajaran Islam.


4. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method)
Istilah sosiodrama dan bermain peranan (role playing) dalam metode merupakan dua istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti
Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial
Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi
Kedua istilah ini (sosiodrama dan bermain peranan), kadang-kadang juga disebut metode dramatisasi. Hanya bedanyakedua metode tersebut tidak disiapkan terlebih dahulu naskahnya.
Dalam pendidikan agama metode sosiodrama dan bermain peranan ini efektif dalam menyajikan pelajaran akhlak, sejarah Islam dan topik-topik lainnya. Dalam pelajaran sejarah, misalnya guru ingin menggambarkan kisah sahabat khalifah Abu Bakar, ketika beliau masuk Islam. Kisah tersebut tentu amat menarik jika disajikan melalui metode sosiodrma dan bermain peranan. Sebab siswa disamping mengetahui proses jalannya khalifah Abu Bakar masuk Islam, juga dapat menghayati ajaran dan hikmah yang terkandung dalam kisah tersebut.
Demikian pula halnya pada pelajaran akhlak. Misalnya bagaimana sosok akhlaqul karimah (seorang yang berakhlak mulia) dan anak yang saleh ketika berhadapan dengan orang tuanya maupun anak durhaka kepada orang tuanya, misalnya sebagaimana cerita “Si Malin Kundang” yang tersohor itu. Dan lain-lainnya yang bersifat sosiodrama, dan bermain peranan
Peranan sosiodrama dapat digunakan apabila :
1. Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang
2. Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan
3. Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan
4. Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak
5. Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
6. Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupannya dan masa depannya kelak, terutama yag berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya.
Langkah-langkah yang ditempuh
1. Bila sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas
2. Menerapkan siatuasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut
3. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa
4. Setelah sosiodrama itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu
5. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya sosiodrama untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya
Kebaikan Metode Sosiodrama Bermain Peranan
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja
Kelemahan-kelemahannya
Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan bermain peranan memiliki sisi-sisi kelemahan. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain.
Mungkin sekali kita perlu memakai metode diskusi, ausid visual, tanya jawab dan metode-metode lain yang dapat dianggap melengkapi metode sosiodrama/bermain peranan
Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan ini terletak pada :
1. Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
6. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini.
Saran-saran yang perlu pendapat perhatian dalam pelaksanaan metode ini
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan
2. Melatar belakang cerita sosiodrama dan bermain peranan tersbeut. Misalnya bagaimana guru dapat menjelaskan latar belakang kehidupan sahabat Aku Bakar sebelum menceritakan kisah sahabat Abu Bakar masuk Islam. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara gamblang dan mendalam oleh siswa/anak didik
3. Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan sosiodrama dan bermain peranan melalui peranan yang harus siswa lakukan/mainkan
4. Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton
5. Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama
6. Sebaiknya diadakan latihan-latihan secara matang, kemudian diadakan uji coba terlebih dahulu, sebelum sosiodrama dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya.

5. Metode Kerja Kelompok
Istilah kerja kelompok mengandung arti : siswa-siswi dalam suatu kelas dibagi dalam ke dalam beberapa kelompok, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Pengelompokkan itu biasanya didasarkan atas prinsip mencapai tujuan bersama. Dan oleh karena itu kerja kelompok berarti bekerja bersama-sama secara bergotong royong untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-cita bersama pula.
Dengan kata lain metode kerja kelompok yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran dimana guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok atau group tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan, dengan cara bersama-sama dan bertolong-tolongan
Cara pengelompokkan disini dapat pula dilakukan oleh siswa itu sendiri, dengan maksud agar siswa dapat menetapkan mana di antara teman yang dapat diajak untuk bekerja sama dalam kelompoknya. Namun pengelompokkan dapat juga dilakukan dengan cara bimbingan guru bersangkutan dengan didasari atas pertimbangan didaktis dan psikologis.
DalamAl-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan pentingnya kerja kelompok ini menjadi prinsip dalam pendidikan Islam : Sebagaimana firman Allah yang berbunyi :

“Bertolong-tolonglah untuk kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan tentang dosa dan pemusuhan”

Langkah-langkah pengelompokkan yang perlu diperhatikan
1. Tidak mengabaikan asas individualitas, dimana masing-masing siswa dalam kelompoknya dapat dipandang sebagai pribadi yang berada dari segi kemampuan dan minatnya masing-masing. Dan oleh karena itu siswa dapat dilayani sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing
2. Jika dimaksudkan untuk memperolehdan memperbesar peran atau partisipasi dari masing-masing siswa dalam kelompoknya
3. Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia/dimiliki
4. Pembagian jenis kerja dan tujuan khusus yang hendak dicapai
Segi-segi kebaikan metode kerja kelompok :
1. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan
2. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk tampil sebagai kelompok yang terbaik sehingga dengan demikian terjadilah persaingan yang sehat, untuk berlomba-lomba mencari kemajuan dan prestasi dalam kelompoknya
3. Kemungkinan terjadi adanya transfer pengetahuan antar sesama dalam kelompok yang masing-masing dapat saling isi mengisi dan melengkapi kekurangan dan kelebihan antar mereka
4. Timbul rasa kesetiakawanan sosial antar kelompok/group yangb dilandasi motivasi kerja sama untuk kepentingan dan kebaikan bersama
5. Dapat meringankan tugas guru atau pemimpin sekolah
Kekurangan metode kerja kelompok :
1. Melalui metode kerja kelompok, memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang
2. Persaingan yang tidak sehat akan terjadi manakala guru tidak dapat memberikan pengertian kepada siswa. Bahkan pembagian tugas yang dilakukan bukanlah dimaksudkan membeda-bedakan satu dengan yang lainnya dalam arti yang luas
3. Bagi siswa yang tidak memiliki disiplin diri dan pemalas terbuka kemungkinan untuk pasif dalam kelompoknya, dan hal ini berpengaruh kepada aktivitas kelompok secara kolektif
4. Sifat dan kemampuan individualitas kadang-kadang terasa diabaikan
5. Jika tugas yang diberikan kepada kelompok masing-masing kemudian tidak diberikan batas-batas waktu tertentu, maka cenderung tugas tersebut diabaikan /terlupakan
6. Tugas juga dapat terbengkalai manakala tidak mempertimbangkan segi psikologis dan didaktis anak didik
Saran-saran pelaksanaan metode kerja kelompok
1. Usahakan jumlah anggota dari masing-masing kelompok tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil/sedikit. Biasanya jumlah anggota kelompok berkisar antara 4 (empat) sampai 6 (enam) orang, sebaiknya 5 (lima) orang
2. Pembentukan dan pembagian kelompok hendaknya mempertimbangkan segi minat dan kemampuan siswa
3. Guru hendaknya menjelaskan pelaksanaan dan manfaat dari tugas kerja kelompok
4. Masing-masing siswa dalam kelompoknya harus bertanggung jawab dan bekerja bersama-sama untuk kemajuan kelompoknya
Dalam pelajaran agama, metode kerja kelompok ini dapat diterapkan. Misalnya pada pekerjaan menerjemahkan buku-buku agama yang mungkin literatur berbahasa Arab dan Inggris. Dan membahas/meresume bahan-bahan pelajaran pada bab-bab tertentu dan lain sebagainya.
Dengan melalui kerja kelompok tersebut siswa merasa tergugah untuk mendalami ajaran agama Islam yang begitu luas ini.

6. Metode Tanya Jawab
Dimaksudkan metode tanya jawab yaitu suatu cara menyajikan materi pelajaran dengan jalan guru mengajukan suatu pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dijawab, bisa pula diatur pertanyaan-pertanyaan diajukan siswa lalu dijawab oleh siswa lainnya.
Antarametode tanya jawab dengan metode diskusi memiliki segi-segi perbedaan. Kalau pada metode tanya jawab, guru pada umumnya menanyakan kepada siswa apakah mereka telah mengerti dan memahami pelajaran yang diberikan dan bagaimana proses pemikiran yang dipakai oleh siswa. Maka dalam metode diskusi, pertanyaan guru lebih dititikberatkan untuk merangsang siswa berpikir abstrak dan kompleks serta jawaban atas pertanyaan tersebut diharapkan tidak bersifat tunggal atau mutlak adanya, akan tetapi dapat mengandung alternatif dan penafsiran yang berbeda-beda.
Metode tanya jawab tepat digunakan apabila :
1. Untuk merangsang siswa agar perhatinnya terpusat kepada masalah/materi pelajaran yang sednag dibicarakan
2. Sebagai pre test terhadap pelajaran yang telah diberikan
3. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama dari siswa
4. Memimpin pengamatan dan pikiran siswa agar terarah
5. Untuk menguatkan pengamatan dan pengetahuan siswa yang telah dimilikinya
Metode tanya jawab kurang tepat digunakan apabila
1. Menilai kemajuan siswa
2. Memberi jawaban dari siswa, namun membatasi kemungkinan jawaban yang berbeda
3. Memberi giliran pertanyaan berdasarkan urutan bangku atau absen siswa
4. Pertanyaan hanya ditujukan kepada orang/siswa tertentu saja
Keunggulan metode tanya jawab
1. Situasi kelas menjadi hidup/dinamis, karena siswa aktif berpikir dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
2. Melatih siswa agarberani mengemukakan pendapat secara argumentatif dan bertanggung jawab
3. Mengetahui perbedaan pendapat antar siswa dan guru yang dapat membawa ke arah diskusi yang positif
4. Membangkitkan semangat belajar dan daya saing yang sehat diantara siswa
5. Dapat mengukur batas kemampuan dan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan
Kelemahan metode tanya jawab
1. Bila terjadi perbedaan pendapat, akan banyak menyita waktu untuk menyelesaikannya. Bahkan perbedaan pendapat antar guru dan siswa dapat menjurus kepada negatif, dimana siswa menyalahkan guru, dan ini besar risikonya
2. Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan/materi pelaharan, hal ini terjadi jika guru tidak dapat mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan siswanya
3. Tidak cepat merangkum bahan pelajaran
4. Tanya jawab akan dapat membosankan jika yang ditanyakan tidak ada variasi
Teknik mengajukan pertanyaan
Agar metode tanya jawab dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif, maka teknik mengajukan pertanyaan perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1. Mula-mula pertanyaan ditujukan kepada semua siswa baru kemudian diajukan kepada siswa tertentu yang dapat menguasi
2. Beri siswa untukberpikir menjawab pertanyaan
3. Pertanyaan hendaklah singkat/padat dan tidak berbelit-belit
4. Guru tidak menjadi hakim atas pertanyaan yang diajukannya, namun memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan jawaban yang benar dan memuaskan
Saran-saran pelaksanaan metode tanya jawab
1. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan secaramatang dan terencana
2. Pertanyaan yang diajukan singkat/padat dan dapat merangsang berpikir siswa
3. Pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa
4. Pertanyaan memiliki jawaban yang pasti
5. Jawaban dari siswa dapat disempurnakan jika kurang tepat dan mengenai sasaran
Dalam pendidikan agama, metode tanya jawab dapat diterapkan dalam menyajikan bahan pelajaran : Fikih dan dalam pelajaran akhlak serta pokok-pokok bahasan lainnya yang mengandung nilai tanya jawab. Misalnya pelajaran sejarah Islam.
Pada pelajaran fiqih misalnya pokok bahasan mengenai fiqh menukahat, jinayat, mawaris, puasa, haji dan lain-lainnya. demikian juga dalam pelajaran akhlak dan sejarah Islam.
Dalam sejarah Islam metode tanya jawab ini pernah diterapkan oleh rasulullah SAW ketika beliau mengutus sahabat Mu’az bin Jabal untuk menjadi hakim di negeri Yaman. Rasulullah bertanya kepada Mu’adz melalui sabdanya yang berbunyi :

“Bagaimana (Mu’adz), engkau memutuskan, apabila datang kepadamu suatu perkara? Mu’adz menjawab : aku putuskan berdasarkan Kitabullah. Jiika aku tidak ketemukan hukumnya dalam Kitabullah maka berdasarkan Sunnah Rasulullah, maka kuberijtihat dengan pendapatku, dan aku tidak akan mengabaikan (perkaraitu). Lalu Rasulullah mengusap-usap pundak Mu’adz seraya bersabda : Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufiq kepada utusan Rasulullah kepada sesuatu yang diridhai oleh Rasulullah” (H.R Ahmad Abu Daud).

7. Metode Latihan Siap (Drill)
Metode latihan siap (drill) pengertiannya sering dikacaukab dengan istilah “ulangan”. Padahal maksud keduanya berbeda
Latihan siap dimaksudkan yaitu agar pengetahuan siswa dan kecakapan tertentu dapat menjadi miliknya, dan betul-betul dikuasai siswa. Dengan kata lain metode latihan siap (drill) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan/cara melatih siswa agar menguasai pelajaran dan terampil dalam melaksanakan tugas latihan yang diberikan
Sedangkan ulangan hanyalah untuk salah satu alat untuk, mengukur sejauh mana siswa telah menguasai dan menyerap pelajaran yang telah diberikan. Latihan-latihan perlu untuk ketrampilan, kemahiran dan spontanitas penguasaan hasil belajar.
Dalam pelajaran agama, metode latihan siapa dapat dilakukan misalnya : untuk melatih siswa agar terampil dalam membaca al-Qur’an, latihan ibadah salat, latihan berpuasa bulan Ramadhan, dan berbagai topik lainnya, misalnya latihan menulis kaligrafi (tulisan khat/Arab), latihan-latihan menulis ayat, bahasa Arab dan sebagainya.
Pada latihan siap (drill) untuk melaksanakan ibadah salat dalam Islam sangat ditekankan pada anak didik sedini mungkin agar dengan latihan-latihan yang dilakukan pada anak didik tidak merasa canggung setelah merasa dewasa.dan Islam memberi sangsi bagi mereka yang tidak melaksanakan setelah sampai usia baligh/dewasa. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berbunyi :
“Perhatikanlah anak-anakmu sala ketika berumur tujuh tahun, pukullah mereka karena meningglkan salat pada waktu mereka berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah mereka dari tempat tidurmu”

Jadi Islam sangat mementingkan cara latihan siap ini dalam sistem pendidikan Islam.
Dalam pelaksanaannya metode latihan siap ini, tentunya sebelumnya siswa telah dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian siswa disuruh mempraktekkannya atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil
Kebaikan metode latihan siap (drill)
1. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan
2. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar
3. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinyu dan disiplin diri, melatih diri, belajar mandiri
4. Pada pelajarana gama dengan melalui metode latihan siap ini anak didik menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah
Kekurangan metode latihan siap terletak pada :
1. Dapat menjadi pembakat dan inisiatif siswa sebab melalui cara/metode ini, ini berarti para siswa dibawah kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas
2. Siswa dapat statis dalam penyesuaian dengan situasi lingkungan yang terpaku dalam petunjuk-petunjuk praktis tertentu, serta insiatif siswa untuk mengembangkan sesuatu yang baru menjadi terikat. Hal ini berarti bertentangan dengan prinsip-prinsip teori belajar
3. Membentuk kebiasaan yang kaku yang bersifat mekanis dan rutinitas. Kurang memperhatikan aspek intelektual anak didik
4. Pengajaran cenderung bersifat verbalisme
5. Dalam pelaksanaanya metode ini memakan waktu/proses yang cukup banyak/ lama
6. Dalam pelajaran agama memerlukan ketelatenan/ketekunan serta kesabaran dari pihak guru maupun dari siswa sendiri
Prinsip-prinsip latihan siap (drill), yaitu
Berikut ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode latihan siap (drill) :
1. Waktu yang digunakan dalam latihan siap (drill) cukup tersedia
2. Latihan siap (drill) hendaklah disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan siswa anak didik
3. Latihan siap (drill) memiliki daya tarik dan merangsang siswa untukbelajar dan berlatih secara sungguh-sungguh
4. Dalam latihan tersebut pertama diutamakan ketepatan kemudian kecepatan, akhirnya kedua-duanya
5. Pada waktu latihan harus diutamakan yang esensial
6. Latihan dapat memenuhi perbedaan kemampuan dan kecakapan individu siswa
7. Dapat menyelingi latihan, sehingga tidak membosankan
8. Diperlukan kesabaran dan ketelatena dari pihak guru, terutama materi pembelajaran agama

8. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Pemberian tugas atau resitasi; berasal dari bahasa Inggris to cite yang artinya mengutip (re=kembali), yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana mestinya. Metode ini populer dengan bentuk PR (Pekerjaan Rumah). Sebetulnya bukan hanya itu/bukan hanya di rumah
Dengan kata lain metode resitasi dimaksudkan; yaitu guru menyajikan bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas kepada siswa, untuk dikerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesadaran. Dalam pelaksanaannya metode resitasi bukan saja hanya dilakukan oleh siswa dirumah, akan tetapi pemberian tugas (resitasi) dapat dikerjakan/dilaksanakan di sekolah/halaman sekolah, perpustakaan, laoratorium, di masjid, di langgar/mushalla dan lain tempat. Tergantung jenis tugas yang diberikan. Setiap tugas-tugas murid harus diberi nilai/dikoreksi, dan dicatat perkembangan prestasi murid-murid.
Dalam pendidikan agama, melalui metode pemberian tugas ini dapat diterapkan terutama materi pelajaran yang bersifat praktis. Misalnya memberikan tugas menerjemahkan literatur-literatur yang berbahasa asing (Arab, Inggris), membuat paper, kliping, resume dan lain-lain yang ada hubungannya dengan pelajaran agama.
Langkah-langkah pemberian tugas (resitasi) yang perli diperhatikan :
1. Merumuskan tujuan secara operasinal/spesifik mengenai target yang akan dicapai
2. Memperkirakan apakah tujuan yang telah dirumuskan itu dapat dicapai dalam batas-batas waktu, tenaga serta sarana yang tersedia
3. Dapat mendorong siswa secara aktif dan kreatif untuk mempelajari dan mempraktekan pelajaran yang telah diberikan
4. Agar siswa mempunyai pengetahuan yang integral/terpadu
Kebaikan metode pemberian tugas (resitasi)
1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan siswa
2. Siswa belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri
3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar
4. Dapat mempraktekkan hasil teori/konsep dalam kehidupan yang nyata/ masyarakat
5. Dapat memperdalam pengetahuan siswa dalam spesialisasi tertentu
Kekurangan metode pemberian tugas (resitasi) :
1. Siswa dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan hanya dikerjakan oleh orang lain, atau menjiplak karya orang lain
2. Bila tugas diberikan terlalu banyak diberikan, siswa dapat mengalami kejenuhan/kesukaran, dan hal ini dapat berakibat ketenangan batin siswa merasa terganggu
3. Sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individuy dan minat dari masing-masing siswa
4. Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup berarti
Saran-saran pelaksanaannya :
Oleh karena metode pemberian tugas (resitasi) ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahannya, maka kiranya perlu guru memperhatikan saran-saran pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Merencanakan resitasi secara matang
2. Tugas yang diberikan hendaklah didasarkan atas minat dan kemampuan anak didik
3. Tugas yang diberikan berkaitan dengan materi pelajaran yang telah diberikan
4. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa itu hendaknya telah dimengerti betul oleh siswa, agar tugas dapat dilaksanakan secara baik
5. Jika tugas yang diberikan itu bersifat tugas kelompok maka pembagian tugas (materi tugas) harus diarahkan, termasuk batas waktu penyelesaiannya
6. Guru dapat membantu penyediaan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian tuhas
7. Setiap hasil kerja PR murid-murid harus dikoreksi dengan teliti, diberi nilai dan kertasnya dikembalikan, untukmemberi rangsangan/dorongan
8. Perkembangan nilai prestasi murid-murid perlu dicatat pada buku catatan nilai guru agar diketahui grafik belajar mereka
9. Tugas yang diberikan dapat merangsang perhatian siswa dan realistis

9. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
Sistem regu adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dimana dua orang atau lebih bekerja sama untuk mengajar suatu kelompok (group) siswa/kelas tertentu
Kadang-kadang ada unit pelajaran yang tidak dapat disampaikan oleh seorang guru secara keseluruhan. Akan tetapi justru memerlukan bantuan dan kerja sama dari pihak guru lain. Misalnya ; pada pendidikan agama mengenai pelajaran fiqh. Hal mana kemungkinan seseorang guru tidak dapat menguasai bagian-bagian fiqh yang mencakup : Fiqh munakahat, fiqh jinayat, fiqh mu’amalat, termasuk fiqh mawaris dan lain-lain sebagainya, yang tercakup dalam materi ilmu fiqh. Maka cara yang ditempuh adalah dengan jalan/cara sistem beregu. Artinya dua orang guru atau lebih bekerja sama untuk mengajarkan unit-unit materi pelajaran yang terkandung dalam pelajaran fiqh tersebut.
Atau misal lain satu tim sejarah, masing-masing menyajikan sejarah Umum, sejarah Islam, sejarah Indonesia, sejarah pendidikan dan lain-lain. Semua guru tersebut bekerja sama dan saling berkomunikasi mengenai pelajaran sejarah untuk diajarkan
Sesuai dengan sifatnya metode sistem regu (team teaching) dilaksanakan dengan tujuan membantu siswa agar lebih lancar dalam proses belajarnya, dan meningkatkan kerja sama antar guru dalam memikirkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu
Dalam Islam sangat dianjurkan setiap muslim, untuk saling memberi dan saling nasihat-menasehati dalam menuju arah kebaikan dan kebenaran. Sebagaimana tercermin dalam firman Allah yang berbunyi

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Al ‘Ashr : 3).

Sistem regu (Team : teaching) tepat digunakan apabila :
1. Jumlah siswa terlalu besar, sehingga pembagian tugas belajar kurang merata dan penangkapan siswa kurang sempurna
2. Pelajaran yang disampaikan mencakup unit yang luas, sehingga hanya dimungkinkan melalui metode sistem regu pengajaran dapat berjalan secara efektif
3. Pelajaran yang diberikan dimaksudkan agar pengertian dan pemahaman siswa lebih luas dan mendalam
4. Kerja sama dan komunikasi antar regu bidang studi tersebut dapat memungkinkan terlaksana
5. Fasilitas dan sarana untuk itu cukup tersedia
Kelebihan metode sistem regu
1. Melalui metode sistem regu (team teaching) ini banyak menguntungkan, karena interaksi mengajar akan lebih lancar
2. Penguasaan dan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan dapat mendalam. Karena masing-masing guru bidang studi dapat memberikan / kajian yang berbeda-beda sesuai dengan spesialisasi mereka masing-masing
3. Unsur kerja sama antar siswa dan guru masing-masing bidang studi sangat menonjol, sehingga dimungkinkan adanya kerja sama yang harmonis, yang justru sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar
4. Tugas mengajar guru sedikit lebih ringan, sehingga cukup waktu untuk merencanakan persiapan mengajar yang lebih baik
5. Pelajaran yang diberikan oleh guru, melalui metode sistem regu ini dipertanggungjawabkan, karena unit pelajaran ditangani oleh beberapa orang guru

Kekurangan metode sistem regu terletak pada :
1. Pelajaran menjadi tidak sistematis, apabila masing-masing berjalan sendiri-sendiri, dan tidak adanya koordinasi yang baik. Hal ini dapat berakibat membingungkan dan menyulitkan bagi siswa
2. Bagi guru yang kurang disiplin, bila mendapatkan giliran bebas tugas, kemungkinan waktu tersebut hanya digunakan untuk beristirahat daripada membuat rencna pelajaran yang baik
3. Kemungkinan bagi pementukan (team teaching) hanya sekedar memperbincangkan faktor ekonomis dan administrasi pengajaran yang justru hal yang pokok
4. Apabila tidak tercipta hubungan yang harmonis dan kerja sama yang kompak antar guru bidang studi, maka kemungkinan akan berakibat fatal bagi tercapainya tujuan pengajaran
5. Kecenderungan sistem pengajaran modern menghendaki adanya pemisahan yang tugas spesialisasi dari masing-masing mata pelajaran
Saran-saran pelaksanaan metode sistem regu :
1. Komunikasi dan koordinasi antar regu bidang studi harus terbina dengan baik. Sebab hal ini merupakan kunci utama keberhasilan metode sistem regu
2. Pembagian tugas diusahakan sedemikian rupa dan tidak terjadi tumpang tindih dari masing-masing guru bidang studi
3. Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan segi sarana dan fasilitas yang tersedia
Metode sistem regu (team teaching) selain dapat diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan formal, juga dapat dietrapkan di lembaga-lembaga non formal. Misalnnya pada lembaga pendidikan pondok pesantren, pengajian-pengajian, kursus-kursus dan lain sebagainya.

10. Metode Insersi (Sisipan)
Metode lampiran (insersi), merupakan metode yang baru diperkenalkan belakangan ini. Sehingga metode ini belum begitu dikenal dan populer, tetapi telah sering terlaksana dalam berbagai media dan berdaya guna.
Metode lampiran (insersi), yaitu cara menyajjikan bahan/materi pelajaran dengan cara; inti sari ajaran-ajaran Islam atau jiwa agama/emosi religius diselipkan/disisipkan di dalam mata pelajaran umum (ilmu-ilmu yang bersifat sekuler).
Sifat penyisipan jiwa agama ke dalam mata pelajaran umum, seperti bidang studi hukum, ilmu sosial, ilmu pasti, ilmu sjarah dan bidang-bidang ilmu-ilmu lainnya itu hendaknya disajikan secara halus, sehingga hampir tidak terasa/kentara, bahwa sesungguhnya siswa/mahasiswa telah mendapat suntikan atau santapan rohaniah (agama).
Pelaksanaan pengajaran melalui metode insersi atau lampiran ini dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, tidaklah terlalu memakan banyak waktu, sebab disaat berlangsungnya atau berakhirnya pelajaran umum lalu dihubungkan sebentar (2 atau 3 menit), dengan hal-hal yang mengandung nilai agama, baik dengan melalui prolog, melalui cerita mini maupun dengan melalui penguatan dalil logika, yang dapat menggugah semangat dan perhatian siswa/mahasiswa.
Namun yang penting disini, sebagaimana guru dapat merencanakan persiapan mengajar sebaik-baiknya, sebab disini tujuan pokok adalah mengajarkan pelajaran umum. Sedangkan pelajaran agama hanya bersifat sisipan/selipan saja. Guru umum dalam menyajikan pelajaran umum menyisipkan nilai agama disaat ia mengajar umum itu.
Kebaikan metode lampiran/insersi :
1. Dalam pelaksanaannya, melalui metode ini, tidak banyak memakan waktu. Sebab dengancara menyisipkan secara halus terhadap jiwa agama dalam vak umum, guru hanya memerlukan waktu berkisar, 2 sampai 3 menit saja.
2. Siswa dengan tanpa disadari, telah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berupa agama berupa santapan rohaniah
3. Merupakan selingan yang bermanfaat, dan bernilai ibadah.
4. Tidak memerlukan saran/peralatan yang memadai
Keluhan metode ini :
1. Penyajian pelajaran agama tidak mendalam, karena materi pelajaran agama hanya diberikan sambil lalu
2. Dapat mengaburkan persepsi anak didik terhadap agama, bila guru tidak pandai membawa murid/siswa kepad pengertian yang jelas. Sebab guru tidak memiliki jiwa agama dan pengetahuan yang cukup. Semestinya sang guru memiliki jiwa agama/motivasi keagamaan yang kuat.
3. Memerlukan kemahiran dan kejelian dalam membaca situasi kelas, jangan sampai kentara, namun mengena.
4. Memerlukan perencanaan yang matang. Hal ini merupakan tantangan bagi guru-guru umum, agar dapat memberi napas agama pada tugas-tugas mengajar mereka.
Saran-saran pelaksanaannya :
1. Sebelum pelajaran disajikan di sekolah, ada dua hal yang perlu diwujudkan oleh seorang guru, yaitu :
a. Persiapan mengajar yang matang setiap kali pertemuan
b. Perencanaan yang serasi mengenai situasi dan kondisi kelas dengan materi pelajaran pokok / umum
2. Menyajikan bahan pelajaran agama tersebut disesuaikan dengan taraf perkembangan dan pemikiran anak didik/mahasiswa
3. Memerlukan keseungguhan dan penghayatan jiwa agama yang tinggi dari guru yang memegang mata pelajaran umum
Dalam sejarah, metode lampiran/insersi ini telah dipakai sejak zaman Yunani Kuno. Demikian dalam abad pertengahan Immanuel Kant dan Haigel, telah memanfaatkan cara ini dalam mengembangkan misi agama Kristen.

11. Metode Menyelubung (Wrapping)
Metode membungkus (wrapping method) maksudnya ialah : cara menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya, sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain, misalnya kisah cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti sejarah, ilmu-ilmu skuler yakni vak umum yang ada disekolah atau diperguruan tinggi. Yakni nilai norma agama diselubungu vak umum.
Jadi, untuk menyampaikan pelajaran agam, sengaja dicari materi pelajaran lain bidang umum sebagai pembungkusnya sehingga agama disajikan terselubung dalam pelajaran umum itu. Hal ini dilakukan karena di lembaga sekolah umum tertentu sangat sulit dimasuki pelajaran agama. Maka seorang guru/dosen agama, hanya dapat menempuh dengan cara seperti ini.
Misalnya guru hanya mengajar tentang sejarah Diponegoro, sejarah Perang Salib, dan lain-lainnya. akan tetapi di dalamnya sengaja dihadirkan jiwa keimanan, keutamaan-keutamaan agama serta fungsi kemahakuasaan Tuhan, yang disajikan secara menarik. Sehingga lama-kelamaan secara berangusr-angsur rasa cinta gama dan rasa memilikinya mulai tumbuh dan meresap pada jiwa mereka.
Berbeda dengan inversi atau lampiran, metode membungkus (wrapping), untuk menyampaikan pelajaran agama selalu memulai dengan vak umum yang berfungsi sebagai pembawanya. Dan yang pokok adalah agamanya, sedangkan vak umum (pelajaran umum) hanya sebagai kulitnya.
Pada metode lampiran/inversi, unsur agama/jiwa agama hanya ditumpangkan dalam pelajaran vak umum. Dan tugas pokok sang guru adalah di bidang vak umum tersebut. Walhasil perbedaan kedua metode tersebut (metode lampiran/insersi dengan metode membungkus/wrapping), adalah terletak pada mata pelajarannya.
Kebaikan metode membungkus/wrapping :
1. Mealui metode membungkus/wrapping, ini berarti guru dituntut disamping menguasai vak agama, sebaga itugas pokkoknya, juga harus menguasai vak umum. Hal ini memungkinkan wawasan guru menjadi luas dan integral.
2. Pengetahuan siswa menjadi luas, sebagai konsekuensi dari point pertama diatas
3. Bila guru trampil dan simpatik dalam menyajikan materi pelajaran, dengan sendirinya citra agama dan guru agama yang tadinya dianggap remeh/rendah akan menjadi disenangi/dicintai, bahkan ada keinginan untuk memperdalam ajaran-ajaran agama tersebut.
Kekurangan metode membungkus/wrapping :
Sebagaimana halnya metode lampiran/insersi, maka metode membungkus / wrapping memiliki unsur kelemahan yang cukup mendasar, yaitu :
1. Penyajian materi agama biasanya tidak jelas, bahkan tersamar dengan vak umum yang merupakan sandaran / pembungkusnya
2. Kebanyakan guru agama Islam/dosen agama, lemah dalam menguasai pelajaran vak umum. Akibatnya kesulitan dalam meramu / menyajikan pelajaran agama itu kedalam vak umum.
3. Memerlukan perencanaan yang matang. Disini setiap saat akan mengajar guru/dosen agama, bukan saja harus menyiapkan dan menguasai pelajaran agama. Akan tetapi juga harus menyiapkan dan menguasai pelajaran vak umum. Dan unu berarti tugas guru / dosen agama menjadi tidak ringan.
4. Tidak semua pelajaran agama reliabel dengan pelajaran vak umum.
Saran-saran :
1. Sebaiknya guru agama meningkatkan pengetahuannya dan penguasaan pelajaran vak umum, agar dengan itu dapat memadukan kedua pelajaran (pelajaran agama dan umum) secara integral, dengan demikian pengetahuan menjadi utuh dan padu.
2. Pengalaman menunjukkan bahwa, banyak guru agama/dosen yang megajar di lembaga-lembaga pendidikan umum lemah dalam penguasaan metodologi pelajaran. Dan terkesan bahwa materi pelajaran agama yang disampaikan lebih menonjolkan segi-segi hukum agama Islam semata. Dan agama hanya lebih dipandang dari sudut syari’at. Akibatnya siswa/mahasiswa merasa takut untuk belajar agama. Dan acuh untuk mendekatinya. Dan lebih berbahaya lagi memandang remeh guru/dosen agama mereka. Maka dari itu, guru/dosen agama, disamping hendaknya menguasai pelajaran juga menguasai metodologi pengajaran.
3. Setiap akan memberikan materi pelajaran, guru hendaknya merencanakan materi pelajaran secara matang. Hilangkanlah sikap dan kebiasaan mengajar hanay untuk memenuhi panggilan kewajiban. Guru yang baik adalah ia senantiasa bermotivasi untuk mencari dan menemukan sesuatu yang terbaik untuk anak didiknya
4. Untuk disadari oleh guru/dosen agama, bahwa ia adalah sosok pribadi yang utuh dan bersih dihadapan anak didiknya. Dan menjadi cahaya panutan dalam semua sikap dan tingkah lakunya. Akan tetapi sesekali kepribadian tadi tercemar oleh pebuatan tercela dan nafsu yang rendah. Maka akibatnya lunturlah kepribadian kepribadian tersebut dan hilanglah roh kebaikan dalam dirinya. Maka dari itu, tunjukkanlah dan jagalah kepribadian itu secara baik.

12. Metode Audio Visual
Metode audio visual yaitu : suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan alat-alat media pengajaran yang dapat memperdengarkan, atau memperagakan bahan-bahan tersebut sehingga siswa / murid-murid dapat menyaksikan secara langsung, mengamat-amati secara cermat, memegang / merasakan bahan-bahan peragaan itu. Pada setiap kali penyajian bahan pelajaran semestinya guru menggunakan media pengajaran, seperti lembaran balik, papan planel, proyektor, dan lain sebagainya.
Metode audio visual dikenal dengan keharusan penggunaan audio visual aids atau audio visual material. Ketiga istilah (baik audio visual aids, audio visual material, maupun audio visual method) sama-sama menekankan kepada pemberian pengalaman secara nyata kepada anak didik. Dengan melihat langsung, mendengar, meraba, mencium jika perlu, tentang hal-hal yang dipelajari itu.
Jadi inti pengajaran audio visual ini adalah dipergunakan beberapa alat/bahan media pengajaran antar lain melalui film strip, radio, TV, piringan hitam, tape recorder, gambar-gambar peta, dan lain-lain sebagainya. Lebih utama menggunakan benda-benda asli sebagai peraga.

Langkah-langkah yang ditempuh dengan metode audio visual :
1. Bendanya yang asli itu perlu diperagakan didepan kelas jika mungkin
2. Contohnya dalam ukuran kecil (misalnya miniatur kapal terbang, televisi), dan lain sebagainya
3. Foto dari suatu benda, bentuk-bentuk gambar lain atau guru sendiri dapat menggambarnya di papan tulis
4. Jika ketiga hal tersebut diatas tidak dapat kita usahakan, maka guru dapat menjelaskan bentuk bendanya, sifat-sifatnya, dengan jalan mendemonstrasikan melalui gerakan tangan, kata-kata atau mimik tertentu, sehingga menarik perhatian anak didik/siswa
Kebaikan metode audio visual :
1. Siswa dapat menyaksikan, mengamati serta mengucapkan langsung sekaligus
2. Dengan memeragakan bendanya secara langsung tersebut, hal ini sangat menarik perhatian siswa
3. Pengetahuan siswa menjadi inegral, fungsional dan dapat terhindar dari pengajaran verbalisme
4. Pengajaran menarik minat dan perhatian siswa
Kekurangan metode audio visual :
1. Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang
2. Tugas guru menjadi berat, sebab disamping harus merencanakan materi pelajaran yang akan disajikan juga harus menguasai berbagai alat sarana peragaan / media pengajaran berbagai alat sarana peragaan serta alat komunikasi lainnya.
3. Pengadaan alat sarana peragaan memerlukan biaya dan pemeliharaan yang cukup memadai
4. Kecenderungan menganggap bahwa pengajaran melalui berbagai macam alat / media pengajaran bersifat pemborosan, bahkan memakan / menyita waktu yang banyak.
Pada pelajaran agama, dengan melalui metode visual ini diharapkan pengajaran menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami serta dihayati. Misalnya pengajaran fiqh, seperti : bagaimana proses mengafani, memandikan mayat / jenazah dengan cara audio visual, atau melalui visualisasi peragaan. Juga dapat diterapkan cara bagaimana proses melaksanakan tawaf. Demikian juga proses pengajaran bahasa Arab melalui alat pendengaran berupa tape recorder. Dan berbagai topik lainnya yang dapat disajikan melalui audio visual tersebut.

13. Metode Pemecahan masalah (problem solving)
Problem solving, adalah uatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan dimana siswa dihadapkan dengan kondisi masalah. Dari masalah yang sederhana, menuju kepada masalah yang sulit/muskil.
John Dewey (AS), sebagai tokoh pencipta metode problem solving ini menyarankan agar dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa/siswi dibiasakan percaya pada diri sendiri untuk mengatasi kesulitan/masalah yang sedang dihadapinya. Baik mengenai dirinya sendiri, lingkungan maupun lingkungan dalam arti yang lebih luas, yakni masyarakat.
Pada pelajaran agama melalui penerapan metode problem solving ini, misalnya menyajikan bahan pelajaran fiqh, yakni masalah yang mengandung problematik dan khilafiah para ulama, serta topik lain yang justru mengandung problem bagi siswa untuk kemudian dipecahkan. Tujuan metode ini adalah agar anak-anak terbiasa berlatih menghadapi berbagai masalah, sebagai calon pemimpin ia berkemampua tinggi dan siap mental menghadapi / memecahkan berbagai masalah.
Metode problem solving tepat digunakan :
1. Bila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa berfikir ilmiah dan analitis
2. Apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih keberanian siswa, dan rasa tanggung jawab dalam menghadapi kehidupan yang menantang
3. Untuk mendorong berfikir mandiri dan berdikasi
4. Apabila untuk menumbuhkan wawasan/harizon yang luas tentang berbagai pemikiran agama Islam
Kebaikan metode problem solving :
1. Mendorong siswa untuk berfikir aktif dan kreatif dalam mencari bentuk-bentuk pemecahan masalah sepenuh hati dan teliti. Meskipun harus melalui trial and error (terus mencoba, meskipun mengalami kesalahan).
2. Mendorong siswa untuk belajar sambil bekerja (learning by doing)
3. Memupuk rasa tanggung jawab
4. Mendorong siswa untuk tidak berfikir sempit, fanatik.
Kekurangan metode problem solving :
1. Tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah / problem, yang justru harus dipecahkan. Akan tetapi memerlukan pengulangan dan latihan-latihan tertentu. Misalnya pada pelajaran agama, mengenai cara pelaksanaan shalat yang benar, cara berwudhu, dan lain-lain
2. Kesulitan mencari masalah yang tepat/sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa
3. Banyak menimbulkan resiko. Terutama bagi anak yang memiliki kemampuan kurang. Kemungkinan akan menyebabkan rasa frustasi dan ketegangan batin, dalam memecahkan masalah-masalah yang muskil dan mendasar dalam agama.
4. Kesulitan dalam mengevaluasi secara tepat. Mengenai proses pemecahan masalah yang ditempuh siswa.
5. Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang
Saran-saran dalam pelaksanaan metode problem solving :
Agar metode problem solving ini dapat efektif dalam pelaksanaannya, maka perlu kiranya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam memilik masalah mempertimbangkan aspek kemampuan dan perkembangan anak didik
2. Siswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3. Bimbingan secara kontinu dan persediaan alat-alat/sarana pengajaran yang perlu diperhatikan
4. Merencanakan tujuan yang hendak dicapai secara sistematis

14. Metode inquiry
Inquiry yaitu salah satu metode pengajaran dengan cara guru menyuguhkan suatu peristiwa kepada siswa yang menimbulkan teka-teki, dan memotivasi siswa untuk mencari pemecahan masalah.
Metode inquiry ditelusuri dari fakta menuju teori. Dengan harapan agar siswa terangsang untuk mencari dan meneliti, serta memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri
Dalam pelaksanaannya metode inquiry dapat dilakukan dengan cara guru membagi tugas meneliti suatu masalah di kelas. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus diselesaikan. Kemudian tugas itu mereka pelajari, mereka teliti, serta dibahas bersama-sama dalam kelompoknya. Setelah dibahas, dan didiskusikan, kemudian masing-masing kelompok itu membuat laporan hasil kerja, dengan cara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Inquiry juga dapat berjalan dengan cara sebagai berikut guru menunjukkan sesuatu benda/barang, atau buku yang masih asing bagi siswa didepan kelas. Kemudian semua siswa disuruh mengamati, meraba, melihat dan membaca dengan seluruh alat indera secara cermat. Lalu guru memberikan masalah, atau pertanyaan kepada seluruh siswa, yang sudah siap dengan jawaban atau pendapat. Dalam hal ini masalah yang diajukan kepada siswa itu tidak boleh menyimpang dari garis pelajaran yang telah diberikan/direncanakan tersebut, metode ini setingkat lebih maju dari problem solving, karena permasalahannya bersifat penelitian (research).
Keunggulan metode inquiry :
1. Mendorong siswa berpikir secara ilmiah dalam setai pemecahan masalah yang dihadapi
2. Membantu dalam menggunakan ingatan, dan transfer pengetahuan pada situasi proses pengajaran
3. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif dan intuitif, dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri
4. Menumbuhkan sikap obyektif, jujur dan terbuka
5. Situasi proses belajar mengajar menjadi hidup dan dinamis
Kekurangan metode inquiry :
1. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Bagi guru yang terbiasa dengan cara tradisional, merupakan beban yang memberatkan
2. Pelaksanaan pengajaran melalui metode ini, dapat memakan watu yang cukup panjang. Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan pembuktian secara ilmiah
3. Proses jalannya inquiry akan menjadi terhambat, apabila siswa telah terbiasa cara belajar “nrimo” tanpa kritik dan pasif apa yang diberikan oleh gurunya
4. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru memerlukan pengulangan dan penanaman nilai. Misalnya pada pengajaran agama, mengenai keimanan, ibadah dan akhlak
5. Metode inquiry ini baru dilaksanakan pada tingkat SLTA, Perguruan Tingi. Dan untuk tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit dilaksanakan. Sebab pad tingkat tersbeut anak didik belum mampu berpikir secara ilmiah, merupakan ciri dari metode inquiry.
Hal-hal yang dapat mempertinggi teknik inquiry :
Agar teknik inquiry dapat dilaksanakan dengan baik, memerlukan kondisi belajar sebagai berikut :
1. Menciptakan situasi kondisi yang fleksibel (tidak terlalu kaku) dalam interaksi belajar, dan siswa belajar dari perasaan takut dan tekanan
2. Kondisi lingkungan yang dapat memancing gairah intelektual, dan semangat belajar yang tinggi
3. Guru mampu menciptakan situasi belajar yang kondusif dan responsif

15. Metode karya wisata
Karyawisata atau sering disebut study tour, yaitu melakukan studi kunjungan, kesuatu tempat atau obyek tertentu.
Dengan kata lain metode karya wisata yaitu suatu cara mengajar dengan jalan guru mengajar atau membawa siswa ke suatu tempat/obyek tertentu yang ada hubungannya dengan pendidikan atau memiliki nilai sejarah dan sebagainya. Misalnya guru membawa siswa-siswa untuk mengunjungi tempat-tempat, seperti : pabrik-pabrik (pabrik mobil, pabrik tenun, pabrik tapioka), mengunjungi tempat percetakan-percetakan, tempat kebun binatang, musium perjuangan, makam pahlawan, panti-panti asuhan, yayasan-yayasan yatim paiatu, dan lain-lain tempat yang sangat baik untuk dikunjungi dalam rangka mengkongkretkan bahan-bahan pengajaran/pengalaman lapangn
Dengan karya wisata dimaksudkan agar siswa dapat menyaksikan secara langsung, bagaimana proses pembuatan mobil itu, membuat kain dan merancang pakaian yang indah, menyaksikan bagaimana mengeliola berbagai Mass Media sehingga menjadi bahan bacaan dan informasi yang berharga. Demikian juga dengan mengunjungi kehidupan binatang di kebun bintang, dan musium-musium yang memiliki nilai sejarah. Sehingga dengan kunjungan karyawisata itu siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman langsung yang bermanfaat untuk dihayati dan dipraktekkan.
Daam pendidikan agama Islam, melalui metode karyawisata ini sangat bermanfaat bagi anak didik untuk membangkitkan jiwa dan semangat agama mereka dengan melalui kunjungan ke tempat-tempat panti asuhan anak yatim, yang memerlukan santunan dan uluran tangan dari kaum muslim smua. Demikian pula bertamasya ke suatu tempat berpemandangan yang indah yang menakjubkan dan menggugah semangat jiwa keagamaan siswa sebagai suatu ciptaan Tuhan yang ajaib dan mengagumkan, dengan seraya berkata :


Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharaklah kami dari siksa neraka
Dan ini berarti satu aspek jiwa agama telah kita tanamkan kepada anak-anak Islam kita
Keunggulan metode karya wisata :
1. Siswa dapat menyaksikan secara langsung bagaimana proses pembuatan / merakit mobil, merancang/menenun pakaian yang indah, dan bagaimana kehidupan binatang di kebun binatang yang kadang-kadang jarang mereka lihat di kelas itu.
2. Dapat menjawab masalah atau pertanyaan sekaligus selama di lapangan dengan mempertanyakan, mengamat-amati, mencatat, menyimpulkan dan lain-lain terhadap hal-hal yang belum/kurang dipahami
3. Dengan melalui dua hal tersebut diatas, dimungkinkan siswa dapat mempraktekkan hasil karyawisata/hasil kunjungannya.
4. Pengetahuan siswa menjado integral / terpadu
5. Sebagai selingan yang menyenangkan yang dapat menimbulkan semangat baru untuk belajar dengan sungguh-sungguh
6. Menimbulkan cakrawala pikir/ harizon yang luas dan intuisif
Kekurangan metode karya wisata :
1. Dari segi perencanaan dan pelaksanaannya, metode karya wisata ini memakan waktu yang cukup lama/panjang
2. Dilihat dari segi tenaga dan biaya, metode ini juga tampak kurang efisien dan efektif
3. Dapat membawa resiko perjalanan cukup besar
4. Karya wisata cenderung berdifat serimonial ketimbang untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
Langkah-langkah pelaksanaan karyawisata
Agar metode karya wisata dapat terlaksana dengan efektif, maka perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai secara matang
2. Dapat mempertimbangkan segi untung rugi serta manfaat karya wisata dilaksanakan
1. Jika karyawisata menuju tempat-tempat pabrik, ke suatu percetakan, musuam bersejarah dan ke panti asuhan biasanya diadakan terlebih dahulu kontak / hubungan dengan pimpinan instansi bersagkutan, dan menetapkan waktu pelaksanaannya
2. Mempersiapkan segala perangkat/peralatan yang diperlukan dalam perjalanan
3. Bila diperlukan bentuklah tim panitia pelaksana karya wisata. Yang bertugas mengkoordinir dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan karyawisata dan keamanan
4. Membuat tata tertib yang harus ditaati, merencanakan waktu yang tepat, rencana biaya dan sebagainya jauh-jauh hari sebelumnya
5. Mendiskusikan hasil karyawisata, serta merumuskan follow up dari hasil karya wisata. Misalnya dengan membuat laporan dan karangan ilmiah
6. Perli berhati-hati agar pelaksanaan metode ini tidak hanya merupakan pikink belaka

16. Metode proyek (Project Method)
Kata proyek berasal dari bahasa latin, yaitu proyektum yang berarti maksud tujuan, rancangan, rencana. Jadi memproyeksikan berarti : merancang, merencanakan dengan maksud dan tujuan tertentu. Mempunyai perencanaan yang baik (planning) di dalam kegiatan-kegiatan tahunan dan sebagainya.
Dengan kata lain, metode proyek yaitu cara mengajar dengan jalan memberikan kegiatan belajar kepada siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih, merancang dan memimpin pikiran serta pekerjaannya. Anak-anak dilatih agar berencana di dalam tugas-tugasnya.
Metode proyek ini untuk pertama kalinya, diperkenalkan oleh John Dewey. Yang kemudian dikembangkan oleh W.H. Kilpatrik. Di Eropa abad XX ini giat sekali mengembangkan metode proyek ini. Di Indonesia metode proyek ini mendapat perhatian yang besar dari kalangan pembaharuan pendidikan dan pengajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh melalui metode proyek ini yaitu :
Pertama : Merencanakan proyek yang akan dilaksanakan. Misalnya ; berapak kali kita melakukan proyek selama satu tahun.
Kedua : Pengalokasian waktu, dengan menghitung berapa minggu diadakan proyek dalam satu tahun. Misalnya untuk sementara waktu tiga kali dalam satu tahun sudah mencukupi. Tiap-tiap masa belajar 2 ½ bulan lamanya, diselingi masa proyek kira-kira satu bulan.
Mengenai pengalokasian waktu, misalnya dapat kita beri contoh di bawah ini .
Contoh alokasi waktu proyek dalam satu tahun :
Aug Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Masa belajar Masa belajar Masa belajar Masa belajar Masa belajar Masa belajar

Ini berarti jika dalam satu tahun ada 42 minggu kita pergunakan tiga kali dalam setahun untuk pelajaran proyek. Tiap-tiap bagian misalnya 4 minggu untuk proyek, maka dalam tiga bagian tersebut ada 12 minggu untuk proyek. Tentu saja di dalam 12 minggu tidaklah penuh 100% untuk metode proyek tersebut.
Proyek biasanya tidak lebih dari 50% dari waktu yang diperlukan. Jadi berarti hanya dipergunakan waktu ± 6 minggu dalam 1 tahun. Atau hanya 1/7 bagian dari seluruh waktu perjalanan/belajar yang disediakan. Dan ini waktunya tidak terlalu banyak dan tidak pula terlalu sedikit (jadi sedang).
Keunggulan metode proyek :
1. Dengan pengajaran royek, dapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa, dimana masing-masing belajar dan bekerja sendiri
2. Melalui metode proyek memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari
3. Melalui metode proyek memperhatikan segi minat, perbedaan serta kemampuan masing-masing individu siswa
4. Dapat menumbuhkan sikap sosial dan bekerja sama yang baik
5. Dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berbuat/berkarya
Kekurangan metode proyek :
1. Memerlukan perencanaan yang matang
2. Tidak smua guru merencanakan/terbiasa dengan metode proyek. Sebab dengan metode proyek guru dituntut untuk bekerja keras dan mengorganisir pelajaran yang menjadi proyek secara terencana
3. Bila proyek diberikan terlalu banyak, akan berakibat membosankan bagi siswa
4. Bagi sekolah tingkat rendah (SD dan SLTP), metode proyek masih siulit dilaksanakan. Sebab metode proyek menuntut siswa untuk mencari, membaca, memikirkan serta dapat memecahkan masalahnya sendiri
5. Dilihat dari segi aktivitasnya, organisasi sekolah menjadi tidak sederhana. Disamping memerlukan banyak fasilitas, tenaga dan finansial

17. Metode Socrates
Metode Socrates adalah metode yanng dibuat/dirancang oleh seorang tokoh filsafat Yunani yang ulung. Yaitu Socrates (hidup antar tahun 469-399) sebelum masehi.
Metode Socrates (Socrates Method), yaitu suatu cara menyajikan bahan/amateri pelajaran, dimana anak didik/ siswa dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan-pertanyaan, yang dari serangkaian pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan siswa mampu/ dapat menemukan jawabannya, atas dasar kecerdasannya dan kemampuannya sendiri
Dasar filsafat metode Socrates ini, adalah pandangan dari Socrates, bahwa pada tiap individu anak didik telah ada potensi untuk mengetahui kebenaran dan kebaikan serta kesalahan. Dan dengan demikian seseorang sekalipun kelihatannya bodoh mungkin pula berpendapat / berbuat sebaliknya.
Langkah-langkah metode Socrates yaitu :
1. Menyiapkan deretan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa, dengan memberi tanda atau kode-kode tertentu yang diperlukan
2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan siswa diharapkan dapat menemukan jawabannya yang benar
3. Jika pertanyaan yang diajukan itu terjawab oleh siswa, maka guru dapat melanjutkan/mengalihkan pertanyaan berikutnya hingga semua soal dapat selesai terjawab oleh siswa.
4. Jika pada setiap soal pertanyaan yang diajukan ternyata belum memenuhi tujuan, maka guru hendaknya mengulangi kembali pertanyaan tersebut. Dengan cara memberikan sedikit ilustrasi, apersepsi dan sekedar meningkatkan dan memudahkan berpikir siswa, dalam menemukan jawaban yang tepat dan cermat.

Kebaikan metode Socrates adalah :
1. Membimbing siswa berpikir rasional dan ilmiah
2. Mendorong siswa untuk aktif belajar dan menguasai ilustrasi pengetahuan
3. Menumbuhkan motivasi dan keberanian dalam mengemukakan pendapat dan pikiran sendiri
4. Memupuk rasa percaya pada diri sendiri
5. Meningkatkan partisipasi siswa dan berlomba-lomba dalam belajar yang menimbulkan persaingan yang dinamis
6. Menumbuhkan disiplin
Kekurangan metode Socrates sebagai berikut :
1. Metode Socrates dalam pelaksanaannya masih sulit dilaksanakan, pada sekolah tingkat rendah. Sebab siswa belum mampu berpikir secara mandiri
2. Metode Socrates terlalu bersifat mekanis, dimana anak didik dapat dipandang sebagai mesin, yang selalu siap untuk digerakkan
3. Lebih menekankan dari segi efektif (aspek berfikir) daripada kognitif (penghayatan/perasaan). Padahal pengajaran agama sangat menonjolkan segi perasaan dan penghayatan ini
4. Kadang-kadang tidak semua guru selalu siap memakai metode Socrates, karena metode Socrates menuntut dari semua pihak baik guru maupun siswa sama-sama aktif untuk belajar dan menguasai bahan/ilmu pengetahuan.
Saran-saran :
1. Metode Socrates sangat baik diterapkan pada tingkat-tingkat atas dan perguran tinggi. Untuk melatih ketangkasan dan kecerdasan
2. Perlu perencanaan secara matang, dan menguasai bahan/materi yang akan diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan dan soal-soal
3. Perlu diselingi dengan metode-metode lain. Seperti metode diskusi, demonstrasi, dan selingan lain yang dapat meghilangkan kejenuhan dan ketegangan
4. Bahan/materi yang akan disajikan, hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan kecerdasan anak didik
5. Pada setiap akhir pertanyaan selesai dijawab oleh siswa, guru dapat memberikan ulasan dan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pertanyaan yang terjawab itu.
Pada pelajaran agama, metode Socrates dapat diterapkan dalam menyajikan bahan pelajaran Sejarah Islam, Fiqih, yang memerlukan pemikiran dan penguasaan melalui dalil-dalil dan argumentasi yang kuat.

18. Metode Herbart
Metode Herbart diambil dari nama seorang penciptanya yaitu ; Johan priedrich Herbart (1776-1841). Sebagai seorang ahlia dalam bidang filsafat dan ilmu jiwa asosiasi, Herbart banyak memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam bidang pendidikan. Antara lain Herbart telah berhasil \menciptakan suatu metode mengajar yang dalam banyak hal dapat memberikan sumbangan dalam proses belajar mengajar
Metode Herbart yaitu suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghubung-hubungkan antara tanggapan lama dengan tanggapan yang baru sehingga menimbulkan berbagai tanggapan dari siswa
Langkah-langkah metode Herbart yang perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada langkah persiapan, guru mempersiapkan secara matang terhadap bahan/materi pelajaran yang akan disajikan, kemudian mengadakan apersepsi terhadap pelajaran yang telah/lalu dengan pelajaran yang akan diberikan
2. Tahap penyajian bahasa pelajaran
Setelah diadakan apersepsi, langkah berikutnya guru mulai memberikan materi pelajaran, dengan dimulai dari hal-hal yang kongkret kepada yang abstrak, dari yang mudah/sederhana menuju kepada yang sukar/muskil. Sehinggga pelajaran dapat diberikan berurutan dan sistematis
3. Proses asosiasi
Pada langkah ini guru mengadakan asosiasi/menautkan atau menghubungkan serta membandingkan pelajaran yang telah lalu dengan pelajaran yang telah diberikan/akan diberikan sehingga pelajaran memiliki hubungan simultan
4. Pengorganisasian bahan
Langkah berikutnya adalah mengorganisasi bahan yang baru dengan yang lama itu sebagai suatu hasil hubungan asosiasi yang menjadi suatu sistem pengertian yang kompak dan utuh. Tidak terpisah-pisah dan terpotong-potong
5. Aplikasi (penerapan)
Sebagai langkah terakhir, guru memberikan soal-soal, latihan-latihan dan mempraktekkan hasil pelajaran yang telah diberikan.
Sehingga jika kita gambarkan langkah-langkah metode Herbart tersebut dalam bentuk denah/bagan adalah sebagai berikut :

Keunggulan metode Herbart yaitu :
1. Pelajaran disajikan secara beruruta/sistematis
2. Pengetahuan anak menjadi utuh dan fungsional
3. Siswa dapat mengetahui hubungan dan kaitan dari masing-masing mata pelajaran. Sehingga dapat menentukan urutan stadia (tangga) pelajaran tersebut.
4. Pelajaran bernilai praktis, dan dapat diaplikasikan tidak hanya teori
Kelemahan metode Herbert adalah :
1. Pelajaran biasanya cenderung dipaksa-paksakan
2. Pengajaran bersifat mekanik. Dan terlalu menganggap anak sebagai mesin yang siap dibawa dan digerakkan
3. Fleksibelitas kurikulum kurang diperhatikan
4. Untuk menyusun rencana pengajaran, memakan waktu agak panjang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0